Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Otomotif

Solar Oplosan Marak di Jalur Pantura Resahkan Pengusaha Angkutan Truk

Dibandingkan solar biasa, dilihat dengan mata telanjang, cairan solar Cepu terlihat lebih keruh.

Penulis: Choirul Arifin
zoom-in Solar Oplosan Marak di Jalur Pantura Resahkan Pengusaha Angkutan Truk
APTRINDO/KYATMAJA LOOKMAN
Solar Cepu, nama solar oplosan yang kini ditengarai marak di Pantura Pulau Jawa. Dalam foto, botol nomor 2 dan 4 dari kiri adalah contoh sampel Solar Cepu tersebut. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Beberapa tahun lalu, kita pernah mendengar solar oplosan yang disebut Irex yang marak diperdagangkan di jalur Pantura Pulau Jawa.

Irex ini merupakan solar campuran antara minyak tanah dan solar biasa. Tak sedikit pengemudi truk dan angkutan barang, bahkan sopir bus antarkota, menggunakan solar jenis ini untuk menyiasati mahalnyua harga solar saat itu.

Ketika Pemerintah dan Pertamina resmi menghapus peredaran minyak tanah bersubsidi, Irex perlahan menghilang dari peredaran.

Kini penyakit seperti itu kambuh lagi dengan munculnya 'solar Cepu'. Ini adalah istilah baru untuk bahan bakar solar yang diduga dari hasil oplosan solar biasa dengan minyak mentah hasil sulingan ilegal.

Solar Cepu belakangan banyak diperdagangkan di jalur Pantura, terutama Pantura Jawa Timur, dan digunakan oleh sebagian pengemudi truk untuk menyiasati biaya atau pengeluaran bahan bakar.

Sejumlah pengusaha angkutan pun dibuat resah. Kyatmaja Lookman, pengusaha trucking dan logistik yang juga owner PT Lookman Djaja kepada Tribun Senin (2/5/2016) mengatakan, banyak pengusaha angkutan yang resah akibat munculnya peredaran solar Cepu ini.

"Solar ini dijual bebas dengan harga Rp 3000 per liter. Kalau dipakai, membuat mesin cepat rusak. Kami mendapati temuan solar oplosan ini dari teman-teman driver senior," katanya seraya menunjukkan contoh solar Cepu kepada Tribun.

Berita Rekomendasi

Kerusakan pada truk akibat penggunaan solar ini terlihat dari pola konsumsi bahan bakar truk yang jadi kacau serta rusaknya pompa injector bahan bakar dan boshpump.

"Kalau mesin truk sudah rusak, biaya perbaikannya bisa mencapai puluhan juta rupiah," katanya.

Dibandingkan solar biasa, dilihat dengan mata telanjang, cairan solar Cepu terlihat lebih keruh.

"Kita harapkan segera ada tindakan dari pihak berwajib, termasuk dari Pertamina," harap Kyatmaja yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Bidang Distribusi dan Logistik Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas