Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Otomotif

TUV Rheinland Operasikan Laboratorium Pengujian Ban Independen di Tangerang Selatan

Laboratorium seluas 530 meter persegi ini berlokasi di kawasan Taman Tekno, Tangerang Selatan, dan resmi dioperasikan mulai Kamis (2/6/2016).

Penulis: Choirul Arifin
zoom-in TUV Rheinland Operasikan Laboratorium Pengujian Ban Independen di Tangerang Selatan
TRIBUNNEWS/CHOIRUL ARIFIN
Laboratorium pengujian ban independen TUV Rheinland yang diresmikan di Tangerang Selatan, Kamis (2/6/2016) membidik pasar industri manufaktur ban. 

TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG SELATAN- Ban menjadi komponen penting pada kendaraan.

Karenanya, memastikan kualitas ban yang digunakan konsumen merupakan keharusan agar perjalanan dan aktivitas transportasi aman dan nyaman.

Hal ini membuat kehadiran laboratorium independen untuk menguji kualitas sebuah ban menjadi sangat dibutuhkan, terutama bagi industri otomotif di Indonesia yang kini menjadi yang kedua terbesar di Asia Tenggara setelah Thailand.

Merespon kebutuhan tersebut, TUV Rheinland, laboratorium pengujian ban independen berbasis di Jerman, kini mengoperasikan laboratorium pengujian ban terbarunya di Tangerang Selatan.

Laboratorium seluas 530 meter persegi ini berlokasi di kawasan Taman Tekno, Tangerang Selatan, dan resmi dioperasikan mulai Kamis (2/6/2016).

I Nyoman Susila, Managing Director, TÜV Rheinland Indonesia mengatakan, laboratorium ini sudah mendapat sertifikasi penuh dari Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan berkualifikasi menguji aneka jenis ban untuk berbagai jenis kendaraan.

Mulai dari sepeda motor, ban untuk beragam jenis kendaraan penumpang, sampai ban untuk kendaraan komersial bus dan truk.

Berita Rekomendasi

Menurut Nyoman, laboratorium ini membidik klien dari segmen industri, terutama produsen ban, baik produsen ban berbasis di dalam negeri maupun produsen ban asal luar negeri yang akan memasarkan produk bannya ke Indonesia.

Menurut Nyoman, setiap negara memiliki standar industri berbeda-beda untuk produk ban. Begitu Indonesia yang kualifikasi ban yang boleh beredar harus mengacu pada ketentuan Standar Nasional Indonesia (SNI).

Karenanya, setiap produsen ban yang akan memasarkan bannya di Indonesia, harus terlebih dulu diuji di laboratorium independen seperti yang dimiliki TUV Rheinland.

Menurut Nyoman, pasar pengujian ban di Indonesia sangat besar mengingat penjualan mobil di Indonesia diprediksi akan naik hingga 10 persen menjadi 1,1 persen di 2016 ini.

"Fasilitas laboratorium ini akan mendukung target Kementerian Perindustrian Indonesia untuk mendorong daya saing industri melalui peningkatan standardisasi kualitas ban," kata Nyoman.

Selain itu juga untuk mendukung upaya Kementerian Perhubungan Ri menekan angka kecelakaan.

Selain membidik pasar industri ban, laboratorium pengujian ban ini yang berlokasi di BSD City ini juga membidik institusi pemerintah yang untuk mendukung surveillance Pemerintah sebagai regulator terhadap kualitas ban yang beredar di pasar Indonesia.

Ralf Scheler, Member of Executive Board of Management TUV Rheinland AG yang hadir di acara peresmian mengaku sangat optimistis terhadap permintaan pasar terhadap jasa pengujian ban independen seiring dengan bertumbuhnya pasar otomotif yang kuat di Asia Pasifik, termasuk Indonesia.

"Potensi pasar otomotif di Asia Pasifik sangat besar, begitu juga di Indonesia yang pasarnya juga cukup kuat. Saya percaya ini karena Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang besar," katanya.

"Indonesia memiliki peluang menjadi produsen dan eksportir ban untuk pasar dunia. Jika kita melihat aktivitas industri di China. daya saing Indonesia di masa datang di kawasan Asia akan sangat bagus," imbuhnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas