5 Alasan Helm Impor Laris Manis di Indonesia
Meski untuk mendapatkannya harus merogoh kocek lebih dalam dari helm lokal, namun teknologi yang diberikan terkesan setimpal.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Helm buatan luar negeri atau helm impor dinilai masih memiliki ketahanan dan kenyamanan yang lebih bagus dibandingkan helm lokal sampai saat ini.
Meski untuk mendapatkannya harus merogoh kocek lebih dalam dari helm lokal, namun teknologi yang diberikan terkesan setimpal.
Contohnya bobot helm impor yang ringan. Tak sedikit helm impor memiliki bobot yang tidak lebih dari 1,5 kg.
Sebab bila helm memiliki bobot lebih dari itu, membuat leher menjadi lebih pegal dan mengurangi konsentrasi pengguna saat sedang berkendara jarak jauh.
Hal ini terkait pada keselamatan pengendara. Pun demikian dengan kenyamanan dan sistem keamanan helm yang teknologinya makin berkembang.
Bahkan, tak sedikit helm impor yang didesain secara khusus dibuat secara handmade.
“Kami mengutamakan tangan manusia dalam mendesain dan memproduksi helm kami. Hal ini karena tangan manusia bisa merasakan tingkat ketebalan, kehalusan, dan lebih teliti untuk menciptakan helm yang bagus,” papar Luca Farina, Expert Manager Nolan Group Italia.
Nah selain itu masih banyak fakta menarik dari helm impor. Berikut ulasannya.
1. Motif Pembalap Paling Diminati
Fanatisme kepada pembalap MotoGP dan WSBK memang menjadi salah satu alasan memiliki helm impor. Misalnya mereka menggemari Valentino Rossi, maka akan mencari AGV. Sangat menyukai Marc Marquez, SHOEI tentu menjadi tujuan.
Bahkan motif pembalap yang sudah pensiun seperti Casey Stoner, Mick Doohan, dan Marco Melandri. “Meski sudah pensiun, helm Nolan dengan motifnya Stoner masih laku nih.
Masih yang paling laris juga,” ucap Avant Tjen, General Manager dari PT. Prakarsa Abadi Sentosa yang memegang helm merek Nolan di Indonesia.
2. Laris manis dalam setahun
Dengan banyaknya peminat, dalam setahun pun penjualan helm impor bisa mencapai 5.000-8.000 unit dalam setahun.