Tujuan Datsun Risers Expedition 2 Sambangi Sanggar Tari Topeng Panji Asmara
Sanggar Tari Panji Asmara kini dikelola oleh putra dari Maestro tari topeng Cirebon, almarhum Sujana Arja, Inu Kertapati (36).
Penulis: Yurike Budiman
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yurike Budiman
TRIBUNNEWS.COM, CIREBON - Tahun ini, Datsun Risers Expedition (DRE) 2 mengeksplor Cirebon dan sekitarnya bersama para risers dari berbagai kota.
Bertujuan untuk melestarikan kekayaan budaya dan kearifan lokal dari setiap daerah yang disinggahi, rombongan DRE 2 menyambangi Sanggar Tari Topeng Panji Asmara yang terletak di Desa Slangit, Kecamatan Arjawinangun, Cirebon, Jawa Barat.
Sanggar Tari Panji Asmara kini dikelola oleh putra dari Maestro tari topeng Cirebon, almarhum Sujana Arja, Inu Kertapati (36).
Untuk diketahui, Inu sebagai salah satu pewaris tahta tari topeng gaya Slangit telah membawa nama Cirebon ke OZ Asia Festival 2015 akhir September lalu di pesisir Selatan Australia, Adelaide.
"Panji Asmara sendiri melambangkan kecintaan kami dengan hal-hal baik, kebaikan. Dan tadi juga sudah kami pertunjukkan salah satu tariannya yang bernama tari topeng Kelana," ujar Inu dalam sambutannya, Senin (20/2/2017) di Sanggar Tari Panji Asmara.
Sebelumnya, para risers memang disambut dengan tari topeng Kelana oleh tiga gadis yang merupakan para murid Sanggar Panji Asmara.
Begitu lincah ketiga muridnya tersebut menari di depan rombongan Datsun mempertunjukkan Tari Kelana dengan mengenakan topeng yang terbuat dari kayu jaran dan berpakaian warna merah hitam senada dengan topengnya.
Sadar akan khazanah budaya Cirebon khususnya tari tradisional, Inu mendidik anak-anak usia dini dan remaja untuk belajar menari di sanggar Panji Asmara miliknya.
"Hampir semua yang saya alami selama ini sangat berkesan. Untuk itu, harus ada generasi penerus yang harus melanjutkan dan saya sudah melakukan itu. Banyak anak-anak yang datang dan mau belajar nari dengan saya. Saya sangat senang," ujarnya.
Inu mengenalkan Panji Asmara merupakan komunitas atau kelompok yang sehari-harinya berkecimpung di dunia seni.
Sanggar yang berdiri 1969 ini sehari-harinya melakukan pelatihan tari topeng dan musik serta seni kerajinan kayu maupun dari kulit.
"Kita mempunyai 175 siswa-siswi untuk belajar menari topeng, bermain musik dan seni rupa, musik topeng, kerajinan topeng, ada kostum topeng juga. Di Cirebon juga banyak sanggar, di pelosok juga banyak sentra seni seperti kita di desa kecil ini," katanya.
Sementara itu, salah satu riser, Muhammad Faisal menyampaikan rasa senangnya bisa menjadi salah satu riser yang berkesempatan mengikuti Datsun Risers Expedition 2.
"Ini merupakan kegiatan yang positif ya karena kita bisa tahu tentang daerah yang kita tidak tahu sebelumnya. Acara ini sangat menambah pengalaman saya, jadi lebih tahu banyak tentang Cirebon. Selain budaya kita juga belajar sejarah yang belum kita ketahui," ujar Faisal