Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Otomotif

Kenali Bedanya Power Steering Hidraulis dan Elektrik

Ada dua jenis power steering mobil, yaiyu hidraulis dan elektrik yang biasa dibenamkan di kendaraan

Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Kenali Bedanya Power Steering Hidraulis dan Elektrik
Tribun Jakarta/JEPRIMA
Interior mobil Mercedes Benz E 250 Coupe yang dipamerkan oleh Mercedes Benz Indonesia (MBI) pada ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2013 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (20/9/2013). Untuk yang pertama kalinya E-Class hadir dalam dua pilihan bodi. Pertama adalah versi Saloon yang sangat kental dengan nuansa elegan, dan yang kedua adalah Avantgarde yang menggabungkan radiator dari mobil sports dengan central star sehingga bagian depan terlihat independen dengan aksen sporty. (Tribun Jakarta/Jeprima) 

TRIBUNENWS.COM, JAKARTA - Ada dua jenis power steering mobil, yaiyu hidraulis dan elektrik.

Power steering hidraulis menggunakan fluida minyak dan bantuan puli untuk menyalurkan putaran mesin dari kruk as ke pompa power steering.

"Power steering hidraulis menggunakan tekanan hidraulis dari pompa power steering, pompa power steering digerakan oleh crankshaft melalui drive belt," jelas Ade Nursaptari, Service Advisor Plaza Toyota, Green Garden, Jakarta Barat.

Sistem kerjanya, minyak power steering ditarik dari reservoir ke pompa saat mesin hidup.

Pendomplengan putaran mesin tersebut tentunya membuat kerja mesin bertambah.

Oleh karena itu para insinyur menciptakan power steering elektrik atau Electronic Power Steering (EPS).

Baca: Irak Kepung Milisi ISIS di Al-Qaim

Berita Rekomendasi

Power steering elektrik menggunakan motor listrik untuk meringankan putaran kemudi.

Tenaga yang diperlukan motor ini berupa arus listrik yang disuplai melalui alternator.

"Saat mesin dihidupkan, noise suppressor mengirimkan perintah ke control module untuk menjalankan motor listrik dan clutch yang menghubungkan motor dengan batang setir," lanjut Ade.

Otomatis sensor di steering rack mengirimkan informasi kepada control module di saat setir mulai diputar.

Setelah perintah pesan sampai ke control module, akan mengirimkan arus listrik sesuai kebutuhan motor listrik untuk melakukan putaran gigi kemudi, sehingga kemudi jadi ringan.

"EPS memiliki sistem vehicle speed sensor. Saat mobil berjalan pada kecepatan lebih dari 80 km/jam, sensor kecepatan mengirimkan ke motor EPS, sehingga setir terasa berat. Hal ini untuk menjaga kestabilan mobil di kecepatan tinggi," tutup pria ramah ini.

Sumber: Grid.ID
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas