Chassis R260 Jadi Tulang Punggung Penjualan Bus Hino di Tahun 2017
Chassis ini dipasarkan Hino sejak sekitar pertengahan dekade 2000-an, menggantikan chassis bus bermesin belakang legendaris, Hino RG.
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Chassis bus mesin mesin belakang Hino R260 menjadi tulang punggung penjualan PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) sepanjang tahun 2017 kemarin, mengalahkan chassis bus Hino tipe lainnya yang dipasarkan di Indonesia.
Santiko Wardoyo, Direktur Sales dan Promosi PT Hino Motors Sales Indonesia kepada Tribunnews, baru-baru ini mengatakan, kontribusi terbesar penjualan bus Hino di Indonesia masih berasal dari bus bermesin diesel 7.684 cc tipe 4 langkah segaris dengan turbo intercooler tersebut.
Chassis Hino R260 ini sangat luas digunakan oleh perusahaan otobus (PO) antarkota, operator bus pariwisata, hingga instansi seperti lingkungan pemerintahan dan swasta.
Chassis ini dipasarkan Hino sejak sekitar pertengahan dekade 2000-an, menggantikan chassis bus bermesin belakang dari Hino yang legendaris, Hino RG.
Bedanya, chassis Hino R260 memiliki tenaga maksimum 20 horse power lebih besar ketimbang chassis bus Hino RG yang bertenaga maksimum 240 horse power.
Dalam perkembangannya, Hino Indonesia, melalui PT Hino Motors Manufacturing Indonesia (HMMI), melakukan penyempurnaan atas spesifikasi chassis bus ini.
Diantaranya, dengan menyematkan fitur pengereman full air dari sebelumnya, menggunakan teknologi pengereman air over hydraulic (AOH).
Chassis bus mesin depan
Kontributor penjualan Hino terbesar lainnya untuk chassis bus besar di tahun 2017 lalu adalah chasis bus mesin depan Hino A215.
Saat ini Hino menjadi satu-satunya brand yang memasarkan chassis bus bermesin depan ini setelah sejumlah kompetitornya sesama pabrikan chassis bus Asia, mundur dari pasar.
Hino A215 banyak dioperasikan oleh pengusaha bus antarkota reguler, termasuk bus bumel AC dan non AC, sampai bus pariwisata.
Baca: Tim Rakata ITB Gandeng Hino Kembangkan Energi Alternatif dan Terbarukan
Di Jawa Timur dan Jawa Tengah, sejumlah perusahaan otobus yang menjadi pelanggan kuatnya antara lain PO Mira, PO Restu, PO Sumber Selamat, PO Rosalia Indah, dan beberapa PO lainnya. Sementara di Jawa Barat dan Jabodetabek, pelanggan kuatnya antara lain adalah PO Sinar Jaya, PO Luragung, PO Mayasari Bakti dan lain-lain.
Chassis ini memiliki karakteristik tarikan tenaganya yang spontan, sehingga cocok dioperasikan sebagai armada bus antarkota bumel yang setiap saat menaikkan dan menurunkan penumpang di jalan.
Chassis ini setelah dibuatkan bodi bus di karoseri mampu mengangkut penumpang hingga 55 orang. Sementara, chassis Hino R260 memiliki kapasitas angkut penumpang hingga 60 orang.
Chassis bus sedang
Santiko mengakui, penjualan chassis bus sedang Hino, yang terdiri dari dua tipe, chassis bus Hino FB 130 dan chassis bus Hino Dutro 130 MDBL belum sebagus penjualan tipe bus besarnya.
Di tipe bus sedang, pasar dikuasai oleh MItsubishi Fuso melalui dua varian chassis busnya, yakni Mitsubishi Colt Diesel FE 83 110 PS dan MItsubishi Colt Diesel FE 74G BC 136 PS. "Untuk chassis bus kecil (bus sedang) kita memang belum banyak berbicara," kata Santiko.
Selain Hino dan Mitsubishi Fuso, segmen pasar bus sedang di Indonesia juga diperebutkan oleh Isuzu melalui chassis Isuzu NQR 71. Chassis bus sedang ini memiliki daya angkut 27 hingga 35 penumpang. Tiga merek ini juga memasarkan chassis microbus dengan cabin head.
Khusus Hino dan Mitsubishi Fuso, selain memasarkan dalam bentuk chassis dengan cabin head, keduanya juga memasarkan microbus lengkap dengan bodi karoserinya. Mitsubishi Fuso melalui distributor utamanya di Indonesia, PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), memasarkannya dengan brand Espasio dengan karoseri Adi Putro, Malang.
Sementara, HMSi memasarkan chassis Dutro 110 SDBL yang sudah lengkap dengan bodi kabinnya, dengan nama Prestigo, juga rakitan Karoseri Adi Putro.
Penulis: Choirul Arifin