Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Otomotif

Saber Community Sudah Kumpulkan Sampai 9 Ember Ranjau Paku Hingga Sekarang

Walaupun tubeless, ranjau paku jari-jari payung jika menusuk ban bisa membuat ban bocor sampai kehabisan tekanan angin.

Editor: Ilham F Maulana
zoom-in Saber Community Sudah Kumpulkan Sampai 9 Ember Ranjau Paku Hingga Sekarang
@rohim_saber/ Instagram
Cuplikan gambar dari video akun Instagram @rohim_saber, ranjau paku di kawasan Jakarta 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Buat para pengendara motor, ranjau paku bisa dibilang "musuh" bersama.

Sudah cukup meresahkan masyarakat apalagi buat pengguna kendaraan, tebaran paku di jalanan.

Walaupun tubeless, ranjau paku jari-jari payung jika menusuk ban bisa membuat ban bocor sampai kehabisan tekanan angin.

Kalau sudah sampai seperti itu, mau tidak mau motor harus didorong ke tukang tambal ban terdekat.

Mobil ini memang lansiran lawas yakni mulai diproduksi sekitar 1960-an, dimana negara Jerman masih terpisah menjadi dua yakni Jerman Barat dan Timur. Jerman Timur yang di bawah pengaruh Uni Soviet saat itu industri mobilnya memang tak semaju Jerman Barat dengan kubu Amerika-nya. Namun, blok timur saat itu juga tak mau terlihat ketinggalan, sehingga mereka membuat mobil yang kerap dibilang 'kardus berjalan' ini. Yuk baca berita otomotif menarik lainnya di GridOto.com (klik link di bio) #mobilplastik #mobilretro #mobilantik #trabant #trabantcar #gridoto #otomotif #duniaotomotif #otomania #motorplus #motorplusonline #jip #otomotifweekly #gridnetwork

Rohim Saber, salah satu penggiat Relawan Penyapu Ranjau Paku Saber Community mengatakan hingga kini sudah mengumpulkan sebanyak 9 ember.

"Saya dari tahun 2010 sampai tahun 2016, paku yang sudah ditimbang 1,5 ton dan sekarang sisa koleksi ranjau ada 9 ember atau sekitar 350 kg," kata Rohim kepada GridOto.com di Jakarta, Kamis (22/11/2018).

Bermodalkan alat dari susunan magnet, Rohim berinisiatif menyapu ranjau paku di jalan-jalan utama di Jakarta.

Berita Rekomendasi

Biasanya, relawan yang mengumpulkan ranjau paku menyimpan sendiri paku-pakunya.

Tetapi mereka yang sudah menyimpan ranjau paku terlalu banyak, tidak jarang juga menjualnya kembali kepada tukang barang bekas.

Cara mengumpulkan para relawan pun beragam.

HALAMAN SELENGKAPNYA >>>>>

Sumber: Gridoto
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas