GO-JEK, salah satu platform on-demand terdepan di Indonesia selalu berkomitmen memberdayakan sektor informal di Indonesia. Demi terus memberdayakan para drivernya, GO-JEK menggelar pelatihan bertajuk Bengkel Belajar Mitra (BBM).

Lewat kegiatan ini, GO-JEK ingin melengkapi mitranya dengan berbagai keterampilan dan pengetahuan sehingga dapat meningkatkan taraf hidup mereka dan keluarganya.

“Ini merupakan bentuk apresiasi kita untuk driver GO-JEK. Inspirasinya kita sering dengar driver-driver GO-JEK itu punya bisnis sampingan. Terus akhirnya kita penasaran juga, sebenarnya para driver GO-JEK ini punya minat apa sih selain keseharian mereka sebagai driver GO-JEK,” ujar Pingkan Irwin Head Of Communication - Transport Marketing GO-JEK.

Dari survei tersebut akhirnya pihak GO-JEK menentukan beberapa topik seperti BBM pertama yang membahas pengembangan bisnis dengan Sonny Arca Adriaynto, yakni pemiliki gerai Martabak Orins.

“Tema ini sangat menarik bagi para driver karena banyak diantara mereka yang ternyata mempunyai usaha sendiri dibidang kuliner dan ada juga yang ingin menjadikan hobi mereka sebagai bisnis, sampai ada yang ingin belajar keahlian baru,” ungkap Pingkan.

Kemudian pada BBM kedua, para driver belajar tentang manajemen keuangan bersama Farah Dini Novita, yakni CEO Jouska, yang merupakan perusahaan konsultan keuangan independen dengan fokus membenahi pengaturan keuangan masyarakat.

“Banyak sekali driver yang punya keinginan jangka panjang tapi bingung untuk mewujudkannya. Jadi lewat latihan ini bersama Jouska, mereka diberikan sedikit latihan bagaimana tracking pendapatan masuk hingga akhirnya keluar setiap bulan. Supaya mereka kasarnya tidak gali lubang tutup lubang,” ujar Pingkan.

Hingga pada BBM ketiga yang berlangsung di Dapur Sunda Cipete, Rabu (28/11/2018), bersama dengan Dennis Perez, pengajar dari English Today mengenai tips dan trik menghadapi penumpang orang asing, serta meningkat kepedaan driver belajar berbahasa Inggris.

“Selain banyaknya driver yang berminat mempelajari hal ini, tema ini juga dipilih berawal dari kesulitan para driver ketika berkomunikasi dengan penumpang orang asing karena keterbatasan bahasa,” kata Pingkan.

Selain itu, menurut Pingkan, kegiatan ini juga terinspirasi dari video yang dibuat Dennis dan menghilangkan ketakutan serta ketidakpercayadirian driver GO-JEK ketika mendapatkan penumpang orang asing.

“Kadang-kadang karena sudah takut duluan banyak driver yang cancel. Justru itu yang mau kita hindari karena sayang banget dan membatasi. Yang kita ajari kali ini juga Bahasa Inggris sehari-hari yang berguna untuk mereka juga dan bisa dipakai untuk kesehariannya karena sebenarnya itu simpel banget. Permasalahnya banyak driver yang ngerti tapi mereka takut ngomong,” ujar Pingkan.

Dennis yang hadir sebagai pembicara dan pengajara pada BBM kali ini juga mengaku jika acara seperti ini dapat menambah rasa percaya diri para driver dalam berbahasa Inggris.

“Menurut saya acara seperti ini bisa membuat mereka (driver) tambah pede, dan ini adalah satu hal yang paling penting dalam Bahasa Inggris, bukan soal kosakata, bukan grammar atau pengucapan, tapi yang penting pede. Pede untung ngomong,” ujar Dennis.

Dirinya pun tak menyangka jika video English for GO-JEK yang ia buat sebagai bagian dari English for Specific Purposes bisa membawa dirinya mengajarkan bahasa Inggris pada driver GO-JEK.