Hino Tepis Persepsi Busnya Tak Mumpuni untuk Trayek Jauh Via Tol Trans Jawa
Performa bus buatan Hino disebut mumpuni untuk mengarungi trayek jaraj jauh via tol Trans Jawa tanpa ditemukan kendala berarti.
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di sebagian kalangan pengusaha ada persepsi bahwa bus Hino kurang cocok untuk dioperasikan sebagai bus antar kota antar provinsi yang melayani trayek jauh melintasi rute full tol seperti dari Jakarta ke Surabaya via tol Trans Jawa.
Alasannya, kapasitas kubikasi mesin bus Hino relatif lebih kecil dari bus-bus buatan pabrikan Eropa, yakni hanya 7.000-an cc. Sementara, bus-bus buatan Eropa memiliki kubikasi mesin hingga 12.000 cc.
Namun persepsi itu dibantah oleh Direktur Penjualan dan Promosi HMSI Santika Wardoyo.
Ditemui di acara Hino Media Gathering, di Jakarta, Kamis (23/1/2020), Santiko Wardoyo menyatakan pihaknya sudah melakukan pengetesan langsung performa busnya dengan melibatkan operator bus malam AKAP yang memiliki rute jarak jauh full tol Trans Jawa.
Hasilnya, performa bus buatan Hino mumpuni untuk mengarungi trayek sejauh kurang lebih 750 kilometer tersebut tanpa ditemukan kendala berarti.
Baca: Masyarakat Beralih ke Jalan Tol, Pertamina: Penjualan Avtur Turun
Santiko menyebut, operator bus malam AKAP yang diajak mengetes langsung performa bus Hino tersebut adalah PO Sinar Jaya, satu dari beberapa perusahaan otobus yang mendapat lisensi dari Kementerian Perhubungan RI mmebuka trayek bus malam AKAP Jakarta-Surabaya full via tol Trans Jawa.
Baca: Ada Jalan Bernada di Tol Trans Jawa, saat Dilewati Bisa Ciptakan Alunan Lagu Happy Birthday
Tipe bus yang dites performanya adalah bus Hino RN285, bus bermesin belakang berkapasitas hingga 60 penumpang bermesin diesel commonrail berkapasitas 7.684 cc empat silinder segaris dengan Turbo Charged Intercooler.
"Kita sudah lakukan pengujian dengan uji coba tes jalan di tol Trans Jawa memakai bus dari PO Sinar Jaya. Setelah uji coba, rata-rata temperatur oli mesinnya di 106 derajat Celcius. temperatur oli mesin paling tinggi di 119,5 derajat Celcius dan 143 derajat Celcius," ungkap Santiko.
Santiko menyatakan, pengetesan ini dilakukan di siang hari yang tentu saja suhu udara di jalan tol lebih panas dari malam hari.
Dengan data-data yang didapat ini, oli di mesin J08E – VT di bus Hino RN 285 terbukti tidak mengalami panas berlebih alias overheating.
Oli mesin bus dianggap overheating jika ditemukan suhunya naik mencapai 230 derajat Celcius.
"Hasil pengetesan ini menunjukkan suhu mesin bus ini masih di bawah standar. Jadi nggak terjadi overheat.
Sementara itu, suhu mesin bus Hino ini dari hasil pengetesan disebutkan paling tinggi mencapai 87 derajat Celcius. Sementara, standar suhu mesin mengalami overheat adalah 97 derajat Celcius. "Jadi masih di bawah standar," sebut Santiko Wardoyo.
"Selama ini engine bus Hino dianggap nggak kuat untuk dioperasikan di tol Trans Jawa, Jakarta-Surabaya PP. Mesin disebut overheat, karena volume olinya sedikit 12/13 liter. Sementara merek A dan B sampai 30 liter, dengan oli banyak katanya lebih adem," kata Santiko.
Santiko menyebutkan, bus Hino RN 285 yang dipasarkan Hino di Indonesia hanya membutuhkan oli mesin sebanyak 13 liter, lebih sedikit jika dibandingkan dengan kebutuhan oli pada bus-bus berkapasitas cc mesin lebih besar pada sejumlah merk bus buatan Eropa.
Hal ini menurut Santiko dalam kesempatan wawancara dengan Tribunnews sebelumnya, akan menguntungkan buat pengusaha transportasi dalam jangka panjang karena biaya untuk belanja oli menjadi lebih ekonomis.
"Jadi bus ini mampu dan reliable untuk dipakai di tol Trans Jawa," kata Sasntiko.