Kemenhub Apresiasi Gojek Soal Inovasi Sekat Pelindung, Imbau Masyarakat Bawa Helm Pribadi
Kemenhub mengapresiasi langkah operator ojek online Gojek dalam mencegah penularan virus corona (Covid-19) melalui inovasi sekat pelingdung.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengapresiasi langkah operator ojek online GoJek dalam mencegah penularan virus corona (Covid-19) melalui inovasi sekat pelindung.
Diketahui GoJek telah memulai uji coba penggunaan sekat pelindung bagi driver GoRide, menyusul GoCar yang telah diujicobakan lebih awal.
Apresiasi tersebut disampaikan Direktur Angkutan Jalan Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Ahmad Yani.
“Saya mengapresiasi inisiatif yang telah GoJek lakukan."
"Kehati-hatian yang dilaksanakan untuk memberikan layanan teraman serta protokol kesehatan yang ketat, merupakan kunci keberhasilan kita melewati masa transisi, menuju masyarakat yang sehat, aman, dan produktif,” ungkap Yani melalui keterangan tertulis, Rabu (10/6/2020).
Baca: Angka Pembatalan Pesawat Boeing Jauh Melebihi Jumlah Pesanan Barunya
Menurut Yani, inovasi tersebut membuat masyarakat bisa merasa aman untuk menggunakan layanan GoRide di masa pandemi.
Yani mengungkkapkan langkah-langkah ekstra sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk mencegah penyebaran Covid-19.
“Apa yang telah dilakukan oleh pemerintah dan operator transportasi tetap membutuhkan peran serta masyarakat selaku pengguna layanan," ujarnya.
"Diharapkan masyarakat juga menerapkan protokol kesehatan seperti membawa helm sendiri dan mengenakan masker,” imbuh Yani.
Sementara itu Chief of Public Policy and Government Relations GoJek, Shinto Nugroho, mengungkapkan upaya ini merupakan bentuk dukungan GoJek terhadap upaya pemerintah menghadirkan transportasi yang mengedepankan aspek kesehatan.
Adapun fasilitas ini menjadi standar baru layanan GoJek, sehingga pengguna dan mitra tidak dikenakan biaya tambahan.
“GoJek sepakat dengan pemerintah bahwa bagaimanapun keamanan, kesehatan dan kebersihan harus tetap menjadi perhatian utama di masa pandemi ini," ungkap Shinto kepada Tribunnews melalui keterangan tertulis, Rabu.
Baca: Tujuh Terminal Bus di Jabodetabek Kembali Layani Pemberangkatan Armada AKAP dan AKDP
Inovasi sekat pelindung ini melengkapi kesigapan GoJek menjalankan operasional layanan transportasi di DKI Jakarta dan wilayah-wilayah lainnya.
"Lewat uji coba sekat pelindung di GoRide ini, kami mencari solusi teraman bagi mitra kami sehingga dapat tetap membantu masyarakat untuk bermobilitas sesuai dengan protokol kesehatan,” imbuhnya.
Shinto menambahkan pihaknya akan meneruskan masukan yang didapat di lapangan dari mitra driver maupun penumpang.
"Sehingga nantinya, tercipta suatu standar yang benar-benar mampu menjawab kebutuhan riil ditinjau dari aspek kesehatan, maupun keamanan dan kenyamanan saat berkendara di jalan,” ujarnya.
Baca: Layanan Kereta Api Jarak Jauh Kembali Normal Bertahap Mulai 12 Juni 2020
Sekat pelindung pada GoRide akan diimplementasikan secara bertahap di kota-kota operasional utama di Indonesia.
Selebihnya, sebanyak 15 ribu sekat pelindung pada GoCar akan siap dipasang secara bertahap mulai pertengahan Juni.
Sebelumnya sekat pelindung pada GoCar terpasang pada lebih dari 1.000 armada di Jakarta dan Semarang.
“Protokol keamanan, kesehatan dan kebersihan yang GoJek tetapkan, menyasar mitra driver maupun penumpang," ungkap Shinto.
Untuk itu, menurut Shinto, diperlukan kesadaran penuh bagi seluruh pihak untuk menaati protokol kesehatan.
"Sehingga kita bisa beradaptasi melewati masa transisi ini dengan baik."
"GoJek selaku perusahaan teknologi berkomitmen untuk bisa terus mendukung masyarakat untuk bisa berkegiatan secara produktif, dengan pola dan aktivitas yang aman sesuai kondisi saat ini,” tutup Shinto.
Sementara itu diketahui GoJek juga mewajibkan mitra driver dan penumpang menggunakan masker selama perjalanan serta menggunakan helm dengan benar.
Adapun bagi mitra untuk membawa hand sanitizer dan melakukan disinfeksi kendaraan secara rutin.
Serta membatasi operasional GoRide di area yang ditetapkan sebagai wilayah pengendalian ketat berskala lokal.
Baca: Dirjen Perhubungan Udara Terbitkan Surat Edaran Operasional Transportasi Udara Era New Normal
Konsep Transportasi Higienis dan Humanis
Sementara itu Kemenhub menyiapkan sistem transportasi dengan konsep higienis dan humanis dalam menghadapai fase new normal atau tatanan kehidupan baru.
Menhub Budi Karya Sumadi, mengatakan dalam menghadapi new normal aspek kesehatan menjadi yang utama meskipun aspek eknomoi juga harus diperhatikan.
"Untuk itu kita harus membangun transportasi yang lebih higienis, humanis, dan tentunya less contact, yang memberikan solusi dan manfaat bagi rakyat banyak," kata Menhub Budi dilansir Tribunnews.com, Minggu (7/6/2020).
Menhub Budi menjelaskan, transportasi publik yang dahulu menjadi moda dan sarana berkumpul dan berkegiatan saat ini harus berubah, dengan mengutamakan aspek kesehatan dalam rangka mencegah penularan Covid-19.
"Para pengguna dan penyelenggara transportasi perlu beradaptasi dengan kebiasaan baru, dalam bentuk prosedur atau protokol baru yang berbasis pada kesehatan dan kebersihan serta physical distancing," ucap Menhub Budi.
Baca: Menhub: Dalam Kondisi New Normal Akan Ada Dua Keuntungan
Adaptasi baru dalam menggunakan transportasi publik, menurut Menhub Budi, seperti memakai masker dan menjaga jarak aman yang nantinya akan menjadi hal yang biasa.
Ini juga menjadi budaya baru dalam bertransportasi. Ia juga menyebutkan, adaptasi kebiasaan baru memiliki dua keuntungan.
"Pertama protokol kesehatan akan menjaga Indonesia dari ancaman pandemi, dan kedua dapat mendukung keberlangsungan negara dari berbagai sisi dan mencegah berbagai masalah baru, seperti krisis fiskal, ketahanan pangan, dan gangguan sistem pendidikan," kata Menhub Budi.
Maka dari itu, Menhub Budi mengungkapkan, perlu adanya kolaborasi dan saling dukung dari para pemangku kepentingan, baik pemerintah, masyarakat, dunia usaha dan dunia industri, perguruan tinggi, maupun organisasi masyarakat dala menghadapi pandemi di sektro transportasi publik.
"Tantangan itu harus kita hadapi bersama sesuai prinsip berat sama dipikul dan ringan sama dijinjing yang sesuai dalam tradisi kegotongroyongan kita," ujar Menhub Budi.
(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P/Hari Darmawan)