Ikatan Motor Indonesia Segera Keluarkan Standarisasi Berkendara Motor Berkelompok
Standarisasi berkendara secara berkelompok ini menjadi standarisasi pertama yang diterbitkan Ikatan Motor Indonesia (IMI).
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ikatan Motor Indonesia (IMI) sebagai induk organisasi otomotif di Indonesia akan menyusun standarisasi tata cara berkendera secara berkelompok dengan memasukkan aspek adaptasi terhadap pandemi Covid-19, di jalan raya.
Standarisasi berkendara secara berkelompok ini menjadi standarisasi pertama yang diterbitkan IMI melalui kegiatan 'BJB Standarisasi Tata Cara Berkendara Sepeda Motor Berkelompok'.
IMI menugaskan satu tim khusus, yaitu Tim Mobilitas untuk menyusun standarisasi baku dan diterbitkan dalam bentuk buku dan video panduan. Panduan dalam format video ini akan menjadi yang pertama diterbitkan di dunia setelah 13 tahun. Panduan berkendara berkelompok terakhir dibuat oleh biker Amerika Serikat tahun 2007.
Tim Mobilitas IMI dipimpin oleh Ahmad Syahroni dan Sekretaris Joel D. Mastana dibantu para penggiat otomotif senior seperti M. Riyanto (IMI Pusat), Ipung Poernomo (IMI Pusat), Wijaya Kusuma (IMI Pusat), KBP Mohammad Tora (Korlantas Polri), Ahmad Yani, ATD MT (Kemenhub RI), Harry Kumoro, Gunadi, Yudi Kusuma dan Tedi Kurniawan.
Baca: Honda Siapkan Pesaing Royal Enfield, Rilis Akhir September
Sedangkan pembuatan panduan ditugaskan kepada 16 biker yang dipilih dari berbagai klub motor di Indonesia.
“Tujuan pembuatan standarisasi ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khususnya komunitas atau klub sepeda motor, dan pengguna jalan raya umumnya,” jelas Sadikin Aksa, Ketua Umum IMI, Rabu (23/9/2020).
Pembuatan panduan Tata Cara Berkendara Sepeda Motor Berkelompok ini dilakukan tiga hari mulai 19 – 21 September 2020, diawali dengan pelatihan teori selama dua hari untuk seluruh biker Tim Mobilitas.
Baca: Pertamina Lubricants Kuasai 58 Persen Market Share Pasar Pelumas
dibuat dengan mengutus 16 biker terpilih untuk melaksanakan touring dengan berkendara berkelompok mengambil rute Cikarang – Cirebon – Bandung – Jakarta dengan protokol kesehatan.
Pemberangkatan tim dilepas langsung Ketua MPR RI, Bapak H. Bambang Soesatyo, S.E, M.B.A, dan Sekretaris Jenderal IMI, Jeffrey J. P di kawasan Meikarta, Cikarang disaksikan CEO Meikarta, Reza Chatab, Advisor Lippo Cikarang, Henry Riadi, Wakil Bupati Kabupaten Bekasi, Ahmad Mardjuki, serta beberapa komunitas seperti Motor Besar Indonesia dan Gerak BS.
Bambang Soesatyo yang juga pembina IMI menyatakan dukungannya atas terbentuknya Standarisasi Tata Cara Mengemudi Berkendara Sepeda Motor Berkelompok.
Dia mengatakan, di Indonesia terjadi lebih dari 2.800 kecelakaan dan lebih dari 548.000 pelanggaran lalu lintas. Sementara, populasi pemilik kendaraan roda dua di Indonesia ini sudah hampir melampaui 120 juta dengan pertumbuhan mencapai 9 persen per tahun.
“Jalan di Indonesia dikuasai oleh pengguna roda dua yaitu sekitar 87,3% dan sisanya pengguna kendaraan lain. Oleh karena itu sudah perlu untuk membuat standarisasi. Saya mengapresiasi IMI yang menginisiasi acara ini agar ke depan berkendara berkelompok harus tahu tekniknya," ujarnya.
Sekretaris Jenderal IMI, Jeffrey JP., menyebutkan, IMI memiliki dua Pilar yaitu Olah Raga/Motorsport dan Mobilitas. Pilar Mobilitas adalah tempat memberikan aspirasi bagi rekan-rekan komunitas penggemar otomotif melalui touring baik itu sepeda motor maupun mobil.
Joel D. Mastana, Sekretaris IMI Mobilitas mengatakan, untuk aktivitas touring dibuat standarisasi termasuk safety gear, formasi touring, dan lain-lain.
"Panduan ini akan dikemas dalam instruksi video tata cara melakukan berkendara berkelompok. Video ini nantinya bisa diunduh gratis oleh masyarakat umum,” paparnya.
Tim Mobilitas mengunjungi sekolah mengemudi Eka Jaya Berrindo, disambut Direktur Operasional, Ade S. Danu.
Eka Jaya Berrindo merupakan sekolah mengemudi tertua di Indonesia, yang kini juga telah menerapkan standarisasi dalam program dan pelatihan teknik mengemudi, termasuk dalam penggunakan instrument pelatihan hingga simulator mengemudi.
Sekolah mengemudi yang berdiri tahun 1959 ini yang mendukung adanya SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia).