Gara-gara Pemiliknya Belum Bisa Nyetir, Belasan Mobil Mewah di Kampung Miliarder Tuban Rusak
"Memang sebelum beli mobil ini tidak bisa nyetir, setelah beli saya belajar," kata Wantono
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belasan mobil mewah di kampung miliarder Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur mengalami kerusakan.
Belasan mobil yang baru saja dibeli oleh warga tersebut rusak setelah mengalami kecelakaan. Sedangkan penyebab kecelakaan tu erjadi karena sang miliarder pemilik mobil itu belum bisa menyetir.
Seperti diketahui, belasan mobil baru itu dibeli secara beramai-ramai oleh warga Desa Sumurgeng setelah mendapat pencairan dana hasil penjualan tanah mereka kepada Pertamina.
Kini, belasan mobil yang kebanyakan berasal dari Toyota itu pun masih harus menunggu diperbaiki di bengkel resmi.
Arie Soerjono, Branch Manager Auto 2000 Tuban, mengatakan hingga kini sudah ada 15 mobil warga Desa Sumurgeneng yang mengalami kecelakaan.
Baca juga: Warga Desa Miliarder di Tuban Diserbu Sales Marketing, Ditawari Paket Umrah hingga Investasi
Namun, kecelakaan itu tidak terjadi di jalan raya, melainkan di lingkungan jalan Desa setempat.
Itu seperti saat mundur, mobil yang dikendarai pemiliknya menabrak garasi.
Baca juga: Pertamina GGR Tuban Lanjutkan Pembersihan Tahap 3 dan 4 di Lahan Eks Milik Warga Miliarder
"Sudah ada 15 mobil yang kecelakaan kecil, tapi sudah selesai perbaikan sekarang," kata Arie dikutip dari TribunJatim pada Selasa (23/2/2021).
Arie menjelaskan, pemilik mobil tak dikenakan biaya perbaikan setelah mengalami kecelakaan kecil itu. Pasalnya, mobil yang dibeli sudah masuk dalam klaim asuransi.
Dengan begitu, setelah mobil sudah selesai diperbaiki selanjutnya bisa diambil oleh pemiliknya ataupun diantar tanpa dikenakan biaya.
"Kebanyakan diantar ke pemiliknya, mobil masuk asuransi jadi tidak usah bayar perbaikan," ucap Arie.
Sebelumnya diberitakan, kisah para miliarder mendadak ini terkuak usai sebuah video yang memperlihatkan belasan mobil baru yang diangkut menggunakan truk towing tiba di desa setempat pada Minggu (14/2/2021) sore.
Video tersebut lantas viral setelah diunggah ke media sosial.
Setelah ramai membeli ratusan mobil, fakta unik lainnya terungkap, bahwa beberapa warga pembeli mobil baru itu ternyata belum bisa mengendarainya.
Salah satu warga bernama Wantono (40) menceritakan pengalamannya yang baru bisa menyetir setelah membeli mobil jenis Mitsubishi Xpander dari hasil jual tanah.
Wantono mengatakan, sehari-harinya ia hanya mengendarai traktor untuk ke sawah.
Namun, setelah beli mobil, ia kemudian diajari temannya hingga akhirnya mulai bisa mengemudi.
"Memang sebelum beli mobil ini tidak bisa nyetir, setelah beli saya belajar," kata Wantono yang ditemui TribunJatim di rumahnya pada Kamis (18/2/2021).
Sambil meminum air, bapak satu anak itu mengaku tak membutuhkan waktu lama untuk belajar mengemudi mobil.
Dia mengatakan, masih sulit mengendari traktor yang digunakannya sehari-hari untuk membajak sawah ketimbang mengemudikan mobil.
Meski sudah bisa mengemudi, namun pria yang mendapat Rp 24 miliar setelah menjual tanahnya 4 hektare itu belum berani mengemudi ke kota.
"Ya hanya di jalan desa saja mengemudinya, belum berani ke jalan raya ke kota. Saya hanya beli 1 mobil, sisanya beli tanah dan ditabung," pungkasnya.
Sementara itu, Matrawi (55) warga sekitar juga menyatakan hal sama. Dia membeli dua mobil setelah menjual tanahnya 1/2 hektar dan mendapat Rp 3 miliar dari Pertamina.
Sebelum membeli mobil, ia juga tidak bisa mengemudikan mobil. Namun, setelah membelinya mobil Toyota Rush dan jenis Pick up ia baru belajar.
"Saya beli dulu baru belajar, sekarang sudah bisa sedikit-sedikit. Belum berani jalan ke kota, di desa dulu," tutur Matrawi.
Oleh Pertamina, lahan warga dihargai apraisal senilai Rp 600 sampai Rp 800 ribu per meter untuk pembebasan lahan kilang minyak grass root refinery (GRR), patungan Pertamina-Rosneft asal Rusia.
Lahan yang dihargai menyesuaikan lokasi.
Kebutuhan lahan untuk pembangunan kilang minyak GRR seluas 821 hektar. Rinciannya, lahan warga 384 hektar, KLHK 328 hektar dan Perhutani 109 hektar.
Investasi kilang minyak dengan nilai 16 miliar USD atau setara 225 triliun itu rencananya akan beroperasi di 2026. Kilang GRR ditarget mampu produksi 300 ribu barel per hari.