Israel Disebut Bunuh Komandan Hizbullah Ali Mussa Daqduq di Suriah
Pejabat AS mengatakan Israel kemungkinan membunuh komandan Hizbullah Ali Mussa Daqduq di Suriah. Namun informasi serangan ini belum diketahui.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Israel mengklaim telah membunuh komandan Hizbullah yang berada di Suriah.
Seorang pejabat pertahanan Amerika Serikat (AS) mengatakan komandan itu bernama Ali Mussa Daqduq, yang diklaim merencanakan serangan terhadap tentara AS di Irak pada tahun 2007.
"Komandan senior Hizbullah Ali Mussa Daqduq dilaporkan tewas dalam serangan udara baru-baru ini yang dikaitkan dengan Israel di Suriah," kata seorang pejabat senior pertahanan AS kepada NBC, Jumat (22/11/2024) malam.
Pejabat pertahanan tersebut mengatakan tidak jelas kapan serangan itu terjadi, lokasi tepatnya, dan apakah serangan itu secara khusus ditujukan untuk menargetkan dan melenyapkan Ali Mussa Daqduq, seperti diberitakan Al Jazeera.
Ia yakin kelompok perlawanan yang dipimpin Ali Mussa Daqduq didukung langsung oleh Pasukan Qud Iran dalam Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), termasuk koordinasi, pelatihan, dan intelijen untuk merencanakan dan melaksanakan serangan.
Ali Mussa Daqduq memainkan peran kunci dalam serangan Karbala di mana ia menyamar sebagai tim keamanan AS yang memasuki sebuah pangkalan sebelum melepaskan tembakan dan menewaskan lima tentara AS.
Dia kemudian ditangkap oleh pasukan AS tetapi kemudian dibebaskan oleh pemerintah Irak setelah penarikan militer AS pada tahun 2012.
Setelah dibebaskan, ia melatih pasukan khusus Hizbullah hingga ia diberi komando Divisi Golan pada tahun 2018.
Kabar tersebut muncul di tengah serangan Israel yang berulang kali menargetkan wilayah Suriah dengan dalih menyerang anggota Hizbullah baik di Lebanon maupun di luar negeri, yang mendukung gerakan perlawanan Palestina, Hamas.
Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah mendukung perlawanan Palestina, Hamas, dan terlibat pertempuran dengan Israel di perbatasan Lebanon selatan dan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki.
Hizbullah bersumpah akan berhenti menyerang Israel jika Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Selain di Jalur Gaza, Israel memperluas serangannya ke Lebanon selatan sejak Senin (23/9/2024) dengan dalih menargetkan Hizbullah.
Baca juga: Serangan Ganas Hizbullah Tewaskan Tentara Zionis di Lebanon
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Israel yang didukung Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza.
Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 44.056 jiwa dan 104.268 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (21/11/2024) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada tahun 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel