Orang Indonesia Suka Nyetir Ngebut, Overspeed di Tol 14.194 Kendaraan Per Hari
Faktor human error khususnya berasal dari pengemudi, menjadi penyebab utama kecelakaan di jalan tol.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Gridoto, M. Adam Samudra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Faktor human error khususnya berasal dari pengemudi, menjadi penyebab utama kecelakaan di jalan tol.
Berdasarkan data yang dihimpun dari ruas jalan tol Jasa Marga Group, di sepanjang sembilan bulan pertama 2021, kecelakaan yang disebabkan faktor pengemudi tercatat sebanyak 81 persen.
Selain itu kecelakaan tunggal yang terjadi tercatat mencapai 44 persen dari total kecelakaan.
Jasa Marga menyebut bahwa masih banyak kendaraan di jalan tol yang melaju dengan kecepatan melebihi batas yang telah ditentukan atau overspeed.
“Kami pantau melalui data speed camera Jasamarga Integrated Digital Map, jumlah rata-rata kendaraan overspeed setiap harinya mencapai 14.194 kendaraan," kata Dwimawan Heru, selaku Corporate Communication & Community Development Group Head Jasa Marga, saat ditemui di Tangerang, Minggu (12/12/2021).
Baca juga: Jasa Marga: Tren Kecelakaan di Jalan Tol Terus Menurun, Human Error Tetap Jadi Pemicu Utama
Selain di jalan tol, sebanyak hampir 50 persen kecelakaan lalu lintas merenggut anak muda berusia 15 tahun hingga 39 tahun menjadi korbannya.
Hal inilah yang mendorong Jasa Marga untuk terus berupaya melakukan edukasi dan kampanye kepada pengguna jalan, khususnya generasi muda, agar selalu mengutamakan keamanan dan keselamatan berkendara.
Baca juga: Sering Kecelakaan, Transjakarta Diminta Tak Jadi Operator Bus
Hal senada dikatakan Director of Training & Campaign Indonesia Road Safety Partnership (IRSP) Eko Reksodipuro.
Menurutnya, minimnya pengetahuan tentang berkendara yang aman menjadi alasan utama banyaknya pengendara yang melaju dengan kecepatan tinggi di jalan tol.
Baca juga: Kecelakaan Maut Terjadi di Tol Jakarta-Cikampek, Dua Tewas dan Dua Lainnya Luka Berat
"Penyumbang angka kecelakaan terbanyak ada di usia produktif, yang diakibatkan oleh kondisi emosi saat berkendara yang belum stabil," imbuh Eko.
Selain itu, ia menyebut kalau sekolah formal untuk mengemudi belum ada di Indonesia , sehingga kebanyakan pengendara di jalan adalah hasil belajar otodidak.
Artikel ini tayang di Kontan dengan judul Lebih dari 14 Ribu Kendaraan Langgar Batas Kecepatan Tiap Harinya, Ini Kata Jasa Marga