Lockdown China Dibuka, Produksi Mobil Listrik Tesla Siap Tancap Gas
Pada Selasa (19/4/2022) kemarin, Tesla Inc resmi mengumumkan rencananya untuk memulai kembali produksi masal mobil listriknya.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Setelah tiga pekan pabrik otomotif supercar milik Elon Musk yang berada di Shanghai mandek beroperasi.
Pada Selasa (19/4/2022) kemarin, Tesla Inc resmi mengumumkan rencananya untuk memulai kembali produksi masal mobil listriknya.
Dalam pengumuman yang disampaikan perwakilan manajer Tesla, menyebut bahwa perusahaan rencananya akan mulai meningkatkan produksi dalam tiga hingga empat hari ke depan.
Baca juga: Lockdown Shanghai Berujung Krisis Pangan, Harga Mi Instan Nyaris Tembus Rp 1 Juta per Kardus
Rencana tersebut sejalan dengan adanya lampu hijau dari presiden China Xi Jinping yang telah memperlonggar aturan lokdown di negaranya, setelah kasus covid menurun dalam beberapa hari terakhir.
“Dimulainya kembali gagap", ujar perwakilan manajer Tesla Inc.
Baca juga: Imbas Lockdown China, IEA Turunkan Prospek Permintaan Minyak Dunia
Produksi ini merupakan yang pertama kali dilakukan Tesla, setelah penangguhannya pada 28 Maret lalu akibat adanya pertambahan jumlah kasus posistif Covid -19 di China, hingga membuat Presiden Xi Jinping terpaksa memberlakukan lockdown atau penguncian wilayah secara ketat.
Dikutip dari Reuters, Imbas dari diberlakukannya aturan lockdown tersebut membuat sejumlah pabrikan otomotif yang berlokasi di Shanghai, termasuk Tesla Inc mengalami kekosongan logistik dan beberapa suku cadang hingga menyebabkan hilangnya lebih dari 50.000 output kendaraan.
Tak hanya itu, akibat dari pemberlakukan lockdown tersebut juga telah memukul mundur para pabrikan otomotif dunia hingga membuat penjualan mobil listrik di China pada kuartal pertama tahun 2022 anjlok drastis.
Nantinya setelah Tesla membuka kembali pabrik otomotifnya yang berlokasi di Shanghai China, perusahaan supercar ini akan mulai mengebut pembuatan kendaraan Tesla Model 3 dan Model Y, untuk memenuhi kebutuhan pasar di China, Jerman dan Jepang.