Mitsubishi Akan Segera Produksi Xpander Hybrid di Indonesia
Mitsubishi akan memproduksi Xpander Hybrid dan dua model baru, yang diantaranya akan diproduksi pada 2023.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita tengah melakukan kunjungan ke Jepang dan dijadwalkan bertemu dengan pelaku usaha otomotif, diantaranya Mitsubishi Motors Corporation (MMC).
Kunjungan ke Mitsubishi kali ini merupakan tindak lanjut dari hasil kunjungan pada Maret 2021 lalu, diantaranya terkait dengan rencana penambahan investasi sebesar Rp 11,2 triliun hingga 2025.
Melalui penambahan investasi, Mitsubishi menargetkan peningkatan kapasitas produksi di Indonesia, dari 220.000 unit menjadi 250.000 unit kendaraan.
Dia mengatakan, Mitsubishi akan memproduksi Xpander Hybrid dan dua model baru, yang diantaranya akan diproduksi pada 2023.
"Kami juga terus mendorong Mitsubishi agar dapat memproduksi kendaraan KBL Berbasis Baterai di Indonesia dengan penggunaan ukuran baterai yang lebih kecil (key car) menggunakan baterai 20 kWH dan driving range 170 kilometer," tutur Agus saat mengunjungi Mitsubishi Motors Okazaki Plant, Jepang, Senin (27/6/2022).
Kemenperin terus mendorong industri otomotif di Tanah Air, termasuk Mitsubishi, agar dapat mempercepat program produksi kendaraan emisi karbon rendah dengan teknologi Hybrid dan Battery Electric Vehicle (BEV) atau Electric Vehicle (EV) jenis key car dengan menerbitkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 36 tahun 2021 mengenai Kendaraan Emisi Karbon Rendah, yang diantaranya mengatur teknologi kendaraan jenis hybrid dan Kendaraan Bermotor Listrik (KBL) berbasis baterai.
Baca juga: Calon Pesaing Mitsubishi Xpander, Hyundai Stargazer Segera Mengaspal
Di Okazaki Plant, Menperin sempat menjajal beberapa kendaraan listrik Mitsubishi dengan teknologi Battery Electric Vehicle dan Plug-in Hybrid Electric Vehicle, diantaranya Minicab MiEV 2WD.
Mobil dengan dua roda penggerak ini memiliki jarak tempuh hingga 150 kilometer dalam sekali pengisian daya baterai berkapasitas 16 kilowatt (kWh).
Keunggulan dari mobil ini di antaranya cocok untuk jalan sempit dengan small turning kecil 4,3 meter, serta bisa mengatasi tanjakan curam.
Baca juga: Dikembangkan di India, Suzuki dan Toyota Bikin SUV Hybrid untuk Pasar Global
Menperin juga melakukan test drive Mitsubishi eK X EV yang dibekali dengan baterai 20 kWh dengan jarak tempuh 180 kilometer dalam sekali pengisian daya (metode WLTC5).
Tipe ini dilengkapi dua port pengisian baterai, yakni biasa dan cepat. Port pengisian biasa (AC200V/14.5A) membutuhkan waktu sekitar delapan jam untuk mencapai pengisian penuh.
Sedangkan pengisian cepat hanya memerlukan waktu sekitar 40 menit untuk pengisian 80 persen. Dia juga menjajal Mitsubishi Outlander 4WD yang merupakan Plug-In Hybdrid Electric Vehicle (PHEV).
Mobil berjenis crossover tersebut memiliki sistem PHEV 4WD dengan motor listrik depan dan belakang lebih kuat. Mitsubishi Outlander PHEV memiliki mesin 2.400 cc yang dipadukan dengan dua motor listrik dan paket baterai 20 kWh.
Baca juga: Baru Mengaspal di Indonesia, Ertiga Hybrid Akan Diekspor ke 12 Negara
Dengan menggunakan baterai, mobil ini memiliki jangkauan hingga 87 km.
Saat bertemu CEO Mitsubishi Motor Corporation Takao Kato, Menperin juga membahas tentang peningkatan penggunaan komponen lokal Indonesia, khususnya dari industri kecil dan menengah (IKM), pada proses produksi kendaraan Mitsubishi.
"Komponen otomotif produksi Indonesia telah mampu memenuhi spesifikasi, standar dan kualitas dari pabrikan Jepang. Kami juga optimis para pelaku IKM komponen otomotif di Tanah Air akan mampu menjadi bagian dari supply chain industri otomotif Jepang," jelas Agus.