Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Otomotif

Teknologi Swap Baterai Sepeda Motor Listrik Tak Seragam, Kemenperin Akan Lakukan Standardisasi

Taufiek Bawazier, mengatakan saat ini pemerintah sedang mencoba agar para pabrikan otomotif untuk melakukan standardisasi baterai swap.

Editor: Sanusi
zoom-in Teknologi Swap Baterai Sepeda Motor Listrik Tak Seragam, Kemenperin Akan Lakukan Standardisasi
istimewa
Ilustrasi : saat ini pemerintah sedang mencoba agar para pabrikan otomotif untuk melakukan standardisasi baterai swap. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penggunaan teknologi swap baterai untuk sepeda motor listrik saat ini kian populer di Indonesia, usai semakin banyaknya populasi kendaraan ini.

Sayangnya, dari berbagai motor yang ada dan telah beroperasi saat ini, teknologi swap baterainya berbeda-beda dari satu merek dengan merek lainnya.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (Dirjen Ilmate) Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier, mengatakan saat ini pemerintah sedang mencoba agar para pabrikan ini melakukan standardisasi baterai swap.

Baca juga: Percepat Elektrifikasi Kendaraan, Kemenperin Kembangkan Teknologi Swap Battery

"Saat ini kita sedang mencoba agar para pabrikan ini standardisasi baterai swipe. Jangan sampai dia (merek kendaraan) memiliki merek A tetapi SPKLU-nya tidak cocok. Itu juga mengurangi kepuasan konsumennya. Jangan sampai kendaraan merek A dan hanya menyiapkan untuk kendaraannya sendiri. Itu juga wasting investasi," tutur Taufiek dalam seminar di PEVS 2022, JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (25/7/2022).

Baca juga: Swap Energi Sediakan Layanan Penukaran Baterai Kendaraan Listrik di Gerai Circle-K Bali

Taufiek menjelaskan, sekarang ini sudah ada 300 titik fasilitas swap baterai di Jabodetabek, seperti yang dikelola Gojek dan Grab.

"Sudah ada Gojek dan Grab yang bekerja dengan divisi kendaraan listriknya sendiri dengan beberapa titik-titiknya itu dan mengenai baterai monitoring sistemnya ketika habis harus ke mana mereka juga sudah ada. Itu kalau di replika yang banyak masyarakat akan puas," ucapnya.

BERITA REKOMENDASI
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
berita POPULER
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas