Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Otomotif

Dinilai Tak Efisien, BMW Alihkan Produksi Mini Electric di Inggris ke China

BMW tercatat memproduksi sekitar 40.000 Mini Electric per tahun di Pabrik Cowley, yang terletak di Kota Oxford.

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Dinilai Tak Efisien, BMW Alihkan Produksi Mini Electric di Inggris ke China
PANORAMIO
Perusahaan otomotif Jerman Bayerische Motoren Werke (BMW) akan menghentikan semua produksi kendaraan listriknya yaitu Mini Electric di Inggris dan memindahkannya ke China. Keputusan itu menjadi pukulan keras bagi Inggris yang berharap menjadi pusat global dalam pembuatan kendaraan nol emisi. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Perusahaan otomotif Jerman Bayerische Motoren Werke (BMW) akan menghentikan semua produksi kendaraan listriknya yaitu Mini Electric di Inggris dan memindahkannya ke China.

Keputusan itu menjadi pukulan keras bagi Inggris yang berharap menjadi pusat global dalam pembuatan kendaraan nol emisi.

BMW tercatat memproduksi sekitar 40.000 Mini Electric per tahun di Pabrik Cowley, yang terletak di Kota Oxford.

Melansir dari The Guardian, produksi kendaraan listrik BMW di Oxford akan berakhir tahun depan.

Baca juga: Bos BMW: Industri Mobil Perlu Lebih Fokus pada Bahan Bakar Hidrogen

Padahal Inggris berambisi menjadi pemimpin dalam manufaktur mobil listrik global, menyusul keputusan Honda untuk keluar dari Inggris pada 2016.

Usaha patungan BMW dan Great Wall Motor, yang memproduksi model hatchback dan SUV kecil, akan dialihkan ke China timur.

BMW mengonfirmasi versi listrik terbaru dari model terbesar Mini, Countryman, akan diproduksi di pabrik Leipzig, China.

Berita Rekomendasi

Mini Cooper bertenaga bensin sebelumnya direncanakan diproduksi di Oxford, untuk diekspor ke pasar Amerika Serikat, Jepang, dan Timur Tengah.

BMW menegaskan pihaknya tidak akan menghentikan produksi mobil Mini bertenaga bensin sampai 2030.

Keputusan BMW muncul setelah sebuah laporan menyebut satu-satunya pabrik baterai kendaraan listrik (EV) skala besar, yang sedang dibangun produsen baterai EV Britishvolt di timur laut Inggris, akan bangkrut jika tidak menerima paket bantuan senilai 200 juta poundsterling.

Setahun yang lalu, Boris Johnson, yang saat itu menjadi Perdana Menteri Inggris, berjanji akan mendanai "revolusi mobil listrik" senilai 1 miliar poundsterling dan "menciptakan ratusan ribu pekerjaan", yang diucapkannya saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) iklim Cop26 di Skotlandia.

Sementara pendahulunya, Theresa May, bermaksud menjadikan Inggris sebagai "pemimpin dunia" dalam pembuatan kendaraan listrik.

Sebelumnya, muncul spekulasi yang mengatakan BMW berniat menjual Pabrik Cowley yang bersejarah ke Great Wall. Namun kabar tersebut telah dibantah Head of the MINI brand di BMW Group, Stefanie Wurst.

"Oxford akan selalu menjadi rumah bagi Mini," ujarnya.

Wurst menambahkan, keputusan untuk menghentikan perakitan Mini Electric di Inggris tidak terkait dengan kendala pasokan pasca-Brexit (Britain Exit yaitu keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa) dan karena "gesekan lintas batas dengan UE", atau karena kurangnya fasilitas produksi baterai kendaraan listrik di negara itu.

Dia mengungkapkan alasan sebenarnya karena pabrik Cowley "berjalan tidak efisien akibat harus memproduksi mobil listrik dan bensin pada tempat yang sama". 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas