Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Otomotif

Kementerian ESDM Targetkan 13 Juta Motor Listrik Beredar di Jalanan Tahun 2030

Pemerintah telah melakukan konversi kendaraan motor berbasis BBM ke listrik dan bila target tersebut tercapai, minimal memangkas impor BBM.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Kementerian ESDM Targetkan 13 Juta Motor Listrik Beredar di Jalanan Tahun 2030
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Deretan motor listrik dari Niu ditampilkan pada pameran Indonesia Motorcycle Show (IMOS) di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (2/11/2022). TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Indonesia terus melakukan terobosan agar ekosistem kendaraan listrik segera terwujud untuk menciptakan kendaraan yang lebih ramah lingkungan.

Kepala Balai Besar Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan, dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Senda Hurmuzan Kanam mengatakan,kementeriannya telah lama mewacanakan kendaraan listrik apalagi ini berkaitan dengan ketahanan energi di Indonesia.

"Dua tahun lalu neraca kita kebobolan karena impor minyak terlalu banyak sehingga perlu dilakukan transformasi energi dari energi BBM ke energi listrik melalui penggunaan kendaraan listrik," kata FGD bertema Mendukung Percepatan Industri Kendaraan Listrik Nasional di Jakarta, Selasa (15/11/2022).

Pemerintah telah melakukan konversi kendaraan motor berbasis BBM ke listrik dan bila target tersebut tercapai, minimal memangkas impor BBM.

Untuk mendukung itu, di 2021 pemerintah melakukan konversi kendaraan motor listrik 10 unit. "Di 2021 kami melakukan konversi kendaraan motor 100 unit dan tahun ini kami targetkan 1.000 unit," ungkapnya.

"Target kami di 2030 ada 13 juta kendaraan motor listrik sehingga bisa menurunkan impor BBM," ujarnya.

Berita Rekomendasi

Pada kesempatan yang sama, Didi Haryadi, Director of Operations PT Venturindo Engineering mengatakan, untuk program mobil listrik, regulasinya tidak bisa tiba-tiba, namun harus berkesinambungan dengan regulasi lainnya.

Baca juga: FIFGroup Siap Salurkan Pembiayaan untuk Sepeda Motor Listrik

Soal energi listrik harus sinergi dengan energi baru terbarukan (EBT) sehingga roadmap terkuat konversi dan transisi energi bisa tercapai dan bersinergi.

Tonny H Gultom, Direktur PT Halmahera Persada Lygend yang merupakan unit bisnis dari Harita Nickel menuturkan, pihaknya terus melakukan pembangunan hilirisasi di tambang nikel. Sebelumnya, bahan baku tersebut lebih banyak digunakan untuk pembuatan stainless steel.

"Waktu itu kami fokus untuk pembuatan stainless steel, namun sejalan perkembangan kami fokus untuk bahan baku baterai mobil listrik," tuturnya.

Baca juga: Motor Listrik Electrum Jadi Kendaraan Resmi KTT G20 di Bali

Menurut dia, produksi bahan baku untuk baterai mobil listrik dimulai 2021 lalu. Dan, produksi ini pertama di Indonesia.

"Bicara kebutuhan mobil listrik ini masih sangat panjang. Dari bahan baku tambang hingga bahan baku untuk pembuatan baterai," terangnya.

Tentu saja, lanjut dia, ini harus didukung oleh investasi yang tidak sedikit. Kendati, perkembangan kendaraan listrik ke depan akan baik. Salah satunya dengan dukungan pemerintah saat ini.

"Dengan demikian kami bisa memberikan kontribusi pada program pembangunan kendaraan listrik. Meskipun ini tantangan bagi Indonesia, karena memiliki potensi nikel terbesar di dunia," ucapnya.

Baca juga: B20 Side Event Ready to eMove: Indonesia Incar 2 Juta Populasi Sepeda Motor Listrik

"Tentu saja ini bisa menjadi opportunity bagi Indonesia, dan jadi pemain produk baterai. Bukan saja baterai untuk mobil listrik saja, tetapi baterai lainnya," imbuhnya.

Direktur Utama PT Indonesia Digital Pos Syarief Hidayatullah mengingatkan, pentingnya transformasi energi fosil ke energi baru terbarukan. Kendati, pemerintah harus mempersiapkan dari sisi hukum hingga hilirnya.

"Kami berharap dari kegiatan ini menghasilkan kolaborasi regulasi yang tengah disusun," ujarnya.

Apalagi, menurut dia, program transformasi energi baru terbarukan ini memiliki dampak positif bagi lingkungan dan ketahanan energi nasional.

"Jadi dengan energi baru terbarukan tidak lagi ada polusi dan ramah lingkungan. Dan juga efisiensi penggunaan bahan bakar fosil yang kian menipis," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas