Pengusaha Bengkel: Oli Asli dan Palsu Sulit Dibedakan
Produsen oli disarankan untuk bekerja sama dengan bengkel-bengkel dengan menyediakan sarana untuk daur ulang botol oli.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beredarnya oli palsu yang sulit dibedakan dengan produk aslinya tentu membuat rugi para pelanggan.
Terlebih oli palsu saat digunakan akan merusak mesin akibat keausan yang diciptakan.
Owner Bengkel Digioto Kebon Jeruk, Jakarta Barat Trisno, mengatakan saat ini dipasaran oli palsu sudah semakin sulit dibedakan dengan produk aslinya.
Baca juga: Marak Peredaran Oli Palsu, Masyarakat Diminta Teliti Sebelum Membeli, Ini Ciri yang Asli
"Sebenarnya oli palsu sekarang dipasaran cukup susah untuk dibedakan, karena proses bottlingnya sudah sangat sedemikian rupa. Yang harus dilakukan adalah membeli oli di penjual yang resmi dan terpercaya," tutur Trisno kepada Tribunnews.com, Minggu (11/6/2023).
Saat ini berbagai pabrikan telah memakai teknologi scan barcode untuk mempermudah konsumen mengakses informasi keaslian produk.
Selain itu, produsen oli disarankan untuk bekerja sama dengan bengkel-bengkel dengan menyediakan sarana untuk daur ulang botol oli yang sudah tidak terpakai, agar tidak digunakan kembali.
Trisno sendiri belum pernah menemukan oli palsu selama menjalankan Digioto, sebab pihaknya selalu membeli oli langsung dari importir maupun distributor terpercaya.
Menurutnya, kebanyakan oli palsu diedarkan di daerah-daerah. Lalu, oli palsu tersebut biasanya menyerupai buatan pabrikan kendaraan roda dua.
"Kalau saya pribadi jujur belum pernah menemukan. Tapi rata-rata kejadiannya di daerah-daerah ya. Dan rata-rata itu merek-merek yang dipalsuin itu merek-merek yang umum, seperti Yamalube, MPX dan Shell. Tapi jika merek mahal si jarang ya oli palsunya," terangnya.