Program Subsidi Sepeda Motor Sudah Jalan 3 Bulan Tapi Baru 4 yang Tersalurkan, Apa Masalahnya Sih?
Berdasarkan data dari website SISAPIRa, saat ini sudah ada 720 proses pendaftaran dengan lima yang terverifikasi dan baru empat yang tersalurkan
Editor: Hendra Gunawan
Penggunaan kendaraan ramah lingkungan kian didorong pemerintah sebagai upaya mencapai Net Zero Emission pada 2060 dan mengurangi polusi di berbagai wilayah.
Pilihan terbaiknya ialah mengganti kendaraan konvensional ke listrik. Selama dua tahun terakhir, mobil maupun motor listrik di Indonesia juga semakin banyak diminati masyarakat.
Associate Vice President of Category Development Tokopedia Fransiscus Leo Chandra, mengatakan transaksi motor listrik di Tokopedia meningkat hampir 3 kali lipat di kuartal I-2023 dibandingkan periode yang sama pada 2022.
"Tokopedia mencatat penjualan kendaraan listrik secara keseluruhan naik signifikan hingga lebih dari 2 kali lipat selama kuartal I 2023 dibandingkan kuartal I 2022," tutur Leo dalam keterangan resminya belum lama ini.
Data internal Tokopedia juga memperlihatkan bahwa ECU (Electronic Control Unit) dan kelistrikan mobil atau motor, charger aki mobil dan motor listrik menjadi beberapa produk terkait mobil atau motor listrik banyak dicari selama kuartal I-2023.
Kenaikan penjualan kendaraan listrik di Tokopedia ini bukan hanya terjadi di kota besar, tetapi juga terjadi di Medan (Sumatra Utara), Pekanbaru (Riau), Bogor (Jawa Barat), Sleman (D. I. Yogyakarta) dan Badung (Bali).
Beberapa wilayah tadi menjadi beberapa daerah dengan peningkatan jumlah pembeli mobil listrik tertinggi, dengan rata-rata peningkatan sebesar lebih dari 2 kali lipat, selama kuartal I-2023.
"Untuk wilayah Tangerang (Banten), Malang (Jawa Timur), Palembang (Sumatera Selatan), Badung (Bali) dan Balikpapan (Kalimantan Timur) menjadi beberapa wilayah dengan peningkatan jumlah pembeli motor listrik paling tinggi, dengan rata-rata peningkatan hampir 6,5 kali lipat, selama kuartal I 2023 dibandingkan dengan kuartal I 2022," sebut Leo.
Tanggapan Pengamat
Pemberian insentif motor listrik kepada pelaku Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) dinilai tidak tepat sasaran.
Pengamat sekaligus Wakil Ketua Bidang Penguatan dan Pengembangan Kewilayahan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno mengatakan, pelaku UMKM tidak membutuhkan motor listrik.
"Sejatinya, pelaku UMKM tidak butuh motor listrik, tetapi membutuhkan tambahan modal untuk mengembangkan usahanya, akses pasar, dan pelatihan SDM," kata Djoko.
Djoko menyebut saat ini setiap pelaku UMKM sudah memiliki sepeda motor, bahkan lebih dari satu motor dalam rumah tangganya.
"Bahkan orang yang hidup di kolong jembatan pun sudah memiliki sepeda motor. Jelas tidak tepat sasaran," ujar Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata itu.
Baca juga: Berjalan 2 Bulan, Ada 193 Orang yang Daftar Program Konversi Motor Listrik