Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Otomotif

Soal Peningkatan Penjualan Mobil Lebihi 1 Juta Unit dan Mobil Rakyat, Toyota Ungkap Skema Potensial

Indonesia tengah berjuang untuk keluar dari jebakan penjualan mobil 1 juta per-tahun. Jumlah penjualan ini telah terjadi sepanjang 10 tahun.

Penulis: Lita Febriani
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Soal Peningkatan Penjualan Mobil Lebihi 1 Juta Unit dan Mobil Rakyat, Toyota Ungkap Skema Potensial
dok.
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia tengah berjuang untuk keluar dari jebakan penjualan mobil 1 juta per-tahun. Jumlah penjualan ini telah terjadi sepanjang 10 tahun.

Pemerintah juga mendorong agar para pabrikan otomotif bisa meningkatkan penjualan, bukan hanya di dalam negeri namun juga ekspor.

Sebagai market leader produsen mobil di Indonesia, Toyota menilai wacana paling tepat yang bisa mendongkrak penjualan di atas 1 juta unit ialah skema mobil rakyat.

Baca juga: Mudik Gratis Lebaran 2024 Bareng Astra Honda Motor, Ini Syarat, Jadwal, dan Rute Keberangkatan

"Mobil rakyat artinya untuk yang harganya di bawah Rp 250 juta. Saya rasa skema (insentif) PPnBM yang dulu akan meningkatkan market sangat-sangat signifikan," tutur Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy di Jakarta, Selasa (20/3/2024).

Menurut Anton, skema insentif PPnBM membuat pemerintah tidak rugi, justru pendapatan pajak semakin meningkat.

"Pemerintah tidak rugi karena dengan peningkatan volume pajak juga akan meningkat, walaupun secara per-unitnya turun tetapi volume meningkat. Lalu efek dari pajak daerah, penghasilan sebagai macamnya, kemudian tenaga kerja meningkat, itu sangat luar biasa. Saya rasa untuk meningkatkan market, kalau ditanya saya secara cepat, I think thats a good way," terangnya.

BERITA REKOMENDASI

Anton juga menyebut, skema mobil rakyat dari pemerintah tidak akan bersinggungan dengan market segmen lain seperti LCGC.

Segmen LCGC dibuat bukan berdasarkan harga, namun lebih kepada penghitungan jumlah emisi yang dikeluarkan dan efisiensi bahan bakar.

"Skemanya di bawah Rp 250 juta. Jadi beda, karena LCGC bukan berdasarkan harga tetapi emisi dan efisiensi BBM, kalau ini (mobil rakyat) dari affordabillity masyarakat. Jadi saya rasa untuk mobil di bawah Rp 250 juta, saya tidak bisa bilang itu mobil mewah. Ini mobil yang kelas menengah Indonesia kalau mau beli mobil pasti beli Calya, Avanza dan lain-lain," jelas Anton.

Baca juga: Mazda Siap Luncurkan Mobil Listrik pada 2025

Untuk mewujudkan wacana mobil rakyat dengan harga Rp 250 juta, skema paling tepat ialah insentif PPnBM, seperti yang dilakukan pada tahun 2022.

"Kaya PPnBM dulu saja. Jadi PPnBM diringankan. Tidak l akan tabrakan dengan program yang lain, seperti BEV dan lain-lain. LCGC juga sekarang 3 persen ya (PPnBM)," ucap Anton.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas