Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Otomotif

2 Minggu Sebelum Celaka di Subang, Bus PO Putera Fajar Diduga Pernah Terbakar Saat Bawa Rombongan

Bus pariwisata PO Trans Putera Fajar diduga pernah terbakar saat membawa rombongan sekitar 2 minggu sebelum peristiwa kecelakaan maut di Subang.

Penulis: Choirul Arifin
zoom-in 2 Minggu Sebelum Celaka di Subang, Bus PO Putera Fajar Diduga Pernah Terbakar Saat Bawa Rombongan
dok.
Insiden bus parwisata PO Maulana Trans bernomor polisi AD 7524 OG mengalami trouble dan keluar asap dari kabin bus pada 27 April 2024 saat membawa rombongan. Bus yang mengalami insiden ini diduga adalah bus yang sama, yang kemudian berubah nama menjadi PO Trans Putera Fajar yang mengalami kecelakaan maut di Subang pada Sabtu petang, 11 Mei 2024. Potongan video ini dibagikan warganet lewat akun Tiktok. 

Kabid Lalu Lintas Dishub Subang, Djamaluddin mengatakan, berdasar hasil penyelidikan sementara KNKT bersama pihaknya dan Dishub, didapati bahwa bus tersebut memang merupakan bus modifikasi.

Baca juga: Status Uji Kir Bus Trans Putera Fajar di Kecelakaan Maut Subang Kadaluwarsa Sejak Desember 2023

Bus itu merupakan bus tua yang dibuat tahun 2006 namun diperbaharui atau dimodifikasi menjadi tipe High Decker.

Meski secara fisik terlihat seperti baru, mesin bus dipastikan jadul.

"Mobil tersebut terbuat tahun 2006. Terlihat dari rangka besi sasisnya buatan pabrikan Hino," ujar Djamaluddin, kepada awak media, Senin(13/5/2024), dikutip dari TribunJabar.id.

"Bus Maut Putera Fajar ini merupakan bus jadul tahun 2006 yang disulap jadi High Decker. Tampak dari luar, tampilannya seperti mobil keluaran baru tapi dalamnya nya jadul," bebernya.

Bus pariwisata nahas Trans Putera Fajar saat masih dioperasikan sebagai armada bus antar kota dalam provinsi (AKDP) oleh PO Jaya Guna Hage, Wonogiri.
Bus pariwisata nahas Trans Putera Fajar saat masih dioperasikan sebagai armada bus antar kota dalam provinsi (AKDP) oleh PO Jaya Guna Hage, Wonogiri. (Instagram @explorebuslovers)

Ia pun menyebut, ada beberapa masalah yang ditemukan dan bisa memicu terjadinya kecelakaan.

Diantaranya ditemukan adanya kebocoran gas dan oli pada bagian pengereman.

Berita Rekomendasi

Selain itu, massa uji KIR bus tersebut juga sudah habis pada pertengahan 2023 lalu.

"Penyelidikan terhadap bangkai bus tersebut, sampai sore ini masih terus dilakukan. Nanti selanjutnya akan kami sampaikan hasil-hasil temuan lainnya yang bisa dijadikan bahan untuk mengungkap kasus kecelakaan maut tersebut," beber dia.

Sumber: Tribun Jakarta

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas