Selamat Jalan Mas Becky
Instalasi bantuan pernafasan serta alat pacu jantung juga berusaha dikerahkan untuk memulihkan kondisi beliau.
Penulis: Agung Budi Santoso
Editor: Hendra Gunawan
Di mata rekan-rekan redaksi, almarhum Achmad Subechi bukan sekedar sahabat, juga teman curhat yang asyik sekaligus berbagi llmu. Dahlan Dahi, Direktur Digital Kompas Gramedia dan CEO Tribun Network, menganggap Mas Becky itu guru yang sudah banyak memberikan keteladanan. Ia melepas kepergian Mas Becky dengan duka mendalam. Dahlan Dahi mengulas banyak kenangan tak terlupakan tentang sosok almarhum di hari-hari terakhir sebelum kepergiannya.
Berikut ungkapan duka dan kenangan Dahlan Dahi tentang sosok Achmad Subechi:
Mas Bec
Ikut berduka cita yang mendalam.
Mas Bec guru yg baik. Juga sabar. Rendah hati.
Anaknya tiga. Dua laki-laki, sudah bekerja. Sudah mandiri.
Anak terakhir beliau, Ina, masih kuliah.
Sebelum pensiun, sekitar 2 bulan, Mas Bec tidak bisa lagi ngantor.
Beliau vertigo. Penyakit ini seperti badai. Kadang ada kadang hilang.
Jika serangan datang, Mas Bec gak bisa berdiri. Kepala serasa berputar. Muntah dan jatuh kalau dipaksakan berdiri.
Kalau serangan tidak ada, Mas Bec santai, tertawa, seperti tidak sedang sakit.
Kemarin badainya naik kelas. Menjadi stroke. Mas Bec tidak sadarkan diri. Sampai meninggal.
Mas Bec telah pergi, ada warisan yang beliau tinggalkan untuk Tribun.
Warisan berupa nilai dan keteladanan.