Partai Berbasis Islam Harus Lepas Ego Jika Ingin Menang Pemilu
Partai politik yang berbasiskan Islam sebenarnya bisa meraup paling tidak 20 persen suara jika memutuskan berkoalisi
Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunnews, Eri Komar Sinaga
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai politik yang beridiologi, bercirikan atau berbasiskan Islam sebenarnya bisa meraup paling tidak 20 persen suara jika memutuskan berkoalisi pada Pemilu 2014. Hanya saja, partai-partai bercirikan Islam tersebut memiliki beberapa kendala untuk meraup jumlah suara tersebut.
"Tapi masalahnya sulit sekali partai-partai Islam mereka berkoalisi karena faktor pertama mereka tidak punya tokoh yang bisa diusung. Saya katakan bahwa figur tokoh di partai Islam tidak bisa diusung," ujar Heri Budianto, Pengamat Politik, dalam diskusi Redbons Discussion bertajuk 'Nasib Parpol Nasionalis & Parpol Agamis di Pemilu 2014' di Cheese Cake Factory Cikini, Jakarta, Sabtu (30/11/2013).
Faktor kedua, lanjut Heru, egoisme dari masing-masing partai untuk mendorong ketua umumnya maju dalam kontestasi calon presiden. Ego tersebut menyebabkan agak sulit mengimbangi partai-partai nasional.
"Tapi ketika mereka melepaskan ego kemudian mereka mencari sosok yang bisa diangkat menonjol yang laku di publik beberapa nama kita bisa identifikasi maka keuntungan bisa didapatkan partai Islam," ungkap Heri.
Nama-nama tersebut sebut saja Mahfud MD, Jusuf Kalla yang memiliki personal dan hubungan kuat dengan NU, Ketua Dewan Syuro PBB Yusril Ihza Mahendra, atau presiden PKS Anas Matta, Ketua PPP Suryadharma Ali, hingga ketua umum PAN Hatta Rajasa.