Koalisi Partai Islam Jadi Solusi Kebuntuan Politik
aturan tersebut memang menjadikan proses demokrasi menjadi lebih efisien.
Penulis: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tingginya angka presidential threshold dalam pemilihan presiden tahun 2014 membuat ruang kompetisi menjadi sempit.
Sebagaimana tahun 2009, diperkirakan tak lebih dari tiga pasangan capres-cawapres yang akan bersaing dalam Pilpres tahun depan.
Diakui, aturan tersebut memang menjadikan proses demokrasi menjadi lebih efisien.
Di sisi lain, berpotensi juga, dapat membuat kehidupan demokrasi menjadi semakin elitis dan hambar.
“Pilpres dikuasai oleh sekelompok elit. Hal ini akan membuat demokrasi semakin steril dari keterlibatan rakyat secara substantif,” ujar Ketua Umum KBPII, Soetrisno Bachir, Kamis(19/12/2013).
Soetrisno mengatakan, diperlukan kreativitas politik, agar dinamika politik di Indonesia tetap sehat.
“Bangsa Indonesia membutuhkan alternatif politik menyegarkan. Koalisi parpol Islam harus menjawab tantangan demokrasi kebangsaan tersebut,” ujar mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini.
Walaupun diakui konteksnya berbeda, namun Soetrisno melihat adanya kemiripan dengan konfigurasi politik pada tahun 1999.
“Ketika itu PDIP dan Golkar menjadi dua parpol terkuat, dan mereka bersaing dengan keras. Koalisi partai Islamlah yang mampu menjadi jembatan politik dan menyelamatkan bangsa ini,” ujarnya.
Peta persaingan dalam Pilpres tahun depan pun diprediksi akan menempatkan Golkar dan PDIP secara berhadap-hadapan.
“Maka, parpol Islam harus kembali bersatu untuk menghadirkan keseimbangan politik yang menyehatkan demokrasi,” kata Soetrisno.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.