Tjipta Lesmana: Presiden Jangan Dipilih Berdasarkan 'Fulus'
Pakar komunikasi politik Prof Tjipta Lesmana menegaskan dirinya tidak menyukai pemilihan calon Presiden didasarkan
Penulis: Danang Setiaji Prabowo
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar komunikasi politik Prof Tjipta Lesmana menegaskan dirinya tidak menyukai pemilihan calon Presiden didasarkan pada pemilihan suku dan ras.
Menurut Tjipta, siapa pun warga negara Indonesia mempunyai hak untuk mencalonkan diri menjadi Presiden. Ia menyatakan tidak menyukai istilah presiden harus dari suku Jawa.
"Saya paling benci sekali, harus Jawa atau non Jawa. Kita harus ubah segala bentuk rasialisme. Siapa pun boleh jadi Presiden, asal cakap," tegas Tjipta di Galeri Cafe TIM, Minggu (9/2/2014).
Dikatakannya lagi, proses pemilihan Presiden pada pemilu nanti harus tidak mengungkit SARA, berlangsung demokratis dan bukan berdasarkan faktor uang.
"Harus dipilih demokratis, bukan karena fulus. Sebenarnya banyak politisi yang intelek tapi rasialis," tandasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.