Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Demokrasi Tidak Sehat Jika Bursa Capres Hanya Unggulkan Jokowi

Demokrasi Indonesia akan berjalan tidak sehat jika dalam bursa calon presiden hanya mengunggulkan satu nama, Jokowi

Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Demokrasi Tidak Sehat Jika Bursa Capres Hanya Unggulkan Jokowi
Eri Komar Sinaga/Tribunnews.com
Anggota Komunike Bersama Peduli Bangsa (KPBI), Komaruddin Hidayat, membubuhkan tanda tangan dukungan pada foto CEO Kompas Gramedia Group Agung Prasetyo di Cafe d consulate, Jakarta, Rabu (12/2/2014). 

Laporan Wartawan Tribunnews, Eri Komar Sinaga

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Demokrasi Indonesia akan berjalan tidak sehat jika dalam bursa calon presiden hanya mengunggulkan satu nama yakni politikus PDI Perjuangan yang juga Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo.

Selain Joko Widodo, hampir tidak ada bakal calon presiden yang diterima masyarakat. Kalau pun ada, tingkat elektabilitasnya sangat jauh di bawah Joko Widodo.

"Ini tidak sehat bagi demokrasi hanya satu nama kita pertaruhkan untuk nasib bangsa ini. Sekarang Jokowi saja yang diterima," ujar guru besar psikologi Universitas Indonesia, Hamdi Muluk yang juga anggota Komunike Bersama Peduli Bangsa di Cafe d'consulate, Jalan Wahid Hasyim, Jakarta, Rabu (12/2/2014).

Sebenarnya, lanjut Hamdi, masih banyak tokoh-tokoh di luar bakal calon presiden 'mainstream' yang mumpuni. Hamdi pun mencontohkan dengan 19 nama yang mereka tantang untuk maju dalam bursa calon presiden Pemilu 2014.

Hamdi berharap partai politik bersedia melirik ke tokoh-tokoh tersebut dan mempertimbangkannya menjadi calon presiden atau wakil presiden.

"Karena itu kita buka mungkin bantu partai untuk buka matanya karena masih banyak pilihan yang mungkin kalau anda tawarkan ke masyarkat bisa jadi bersar kemungkinan tidak ditolak. Biasanya pengamatan saya penolakan pada tokoh-tokoh itu yang paling kuat adalah pada satu keyakinan orang tidak terlalu yakin integritasnya baik," terang Hamdi.

Berita Rekomendasi

Hamdi mengingatkan partai politik untuk tidak memaksakan mengusung calon internal yang telah terbukti ditolak masyarakat. Menurut Hamdi, penolakan tersebut dari rendahnya tingkat elektabilitas calon presiden dari berbagai lembaga survei.

Berikut adalah nama-nama 19 tokoh tersebut:

Kalangan Birokrat
1. Tri Rismaharani (Walikota Surabaya)
2. Ridwan Kamil (Walikota Bandung)
3. Nurdin Abdullah (Bupati Bantaeng)
4. Suyoto (Bupati Bojonegoro)
5. Rustriningsih (Mantan Wakil Gubernur Jawa Tengah)

Kalangan Pemimpin Bisnis (CEO)
1. Tahir (Founder Mayapada Goup)
2. Agung Prasetyo (CEO Kompas Gramedia Group)
3. Chairul Tandjung (CEO Transcorp)
4. Beti Alisyahbana (ex-CEO IBM Asia Pasifik)
5. Emirsyah Satar (CEO Garuda Indonesia)
6. Ignatius Johan (CEO KAI)
7. Sudhamex (CEO Garuda Food)
8. Sri Mulyani (Direksi World Bank)

Kalangan Penggiat Sosial
1. Jusuf Kalla (Mantan Wakil Presiden)
2. Tri Mumpuni (Wirausaha Sosial)
3. Khofifah Indar Prawansa (Ketua Umum PP Muslimat NU)

Kalangan Intelektual (Akademisi)
1. Imam Prasodjo
2. Faisal Basri
3. Onno Purbo

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas