Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Takut Dinilai Tidak Netral, Polri Ogah Bersihkan Atribut Kampanye

Sutarman ingin pembersihan atribut kampanye saat minggu tenang akan membantu proses pencoblosan masyarakat

Penulis: Adi Suhendi
zoom-in Takut Dinilai Tidak Netral, Polri Ogah Bersihkan Atribut Kampanye
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Kapolri Jenderal Sutarman bersama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Ketua KPU Husni Kamil Malik memeriksa pasukan saat apel Operasi Kepolisian Terpusat Mantap Brata 2014 di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, Kamis (30/1/2014). Sebanyak tiga ribu pasukan mengikuti apel siaga pengamanan pemilu ini. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal Pol Sutarman tidak mau anggotanya terlibat langsung dalam pembersihan atribut kampanye pada masa tenang menjelang pencoblosan Pemilu Legislatif 9 April 2014 mendatang.

Pihaknya hanya akan memberikan pengawalan saja terhadap petugas yang membersihkan atribut kampanya. Alasannya cukup sederhana, Sutarman tidak mau institusinya disebut berpihak pada sebuah partai tertentu.

"Nanti yang kalau yang menurunkan polisi, oh itu yang diturunkan partai A Partai B, Partai C nggak, polisi nggak netral. Salah terus jadi polisi ini, nasib jadi polisi," kata Sutarman saat memberikan materi dalam Rapat Koordinasi Nasional Pemantapan Pemilu Anggota DPR DPD dan DPRD Tahun 2014 di Gedung Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (11/2/2014).

Dikatakannya pada saat minggu tenang alat peraga kampanye seluruhnya harus bersih. Kapolri meminta peserta Pemilu berpartisipasi aktif. Selain itu, ia meminta kepada Dirjen Kemendagri untuk mengerahkan Satuan Polisi Pamong Praja dalam membersihkan atribut kampanye pada minggu tenang.

"Sat Pol PP nanti didampingi sama Polri, kalau ada yang macam-macam saat menurunkan kita bantu,  kita yang kawal, jadi bersinergi dan bermitra," ujarnya.

Sutarman ingin pembersihan atribut kampanye saat minggu tenang akan membantu proses pencoblosan masyarakat.

"Sehingga tidak ada yang di tempel-tempel, masyarakat sudah dengan pikirannya, pegangan dirinya, keikhlasannya untuk memilih yang menjadi tujuannya tidak terpengaruh oleh yang lain," katanya.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas