Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pramono Edhie: Pemimpin Jangan Asing di Negerinya Sendiri

Edhie menyampaikan bahwa seorang pemimpin harus kenal wilayah dan budaya Indonesia.

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Pramono Edhie: Pemimpin Jangan Asing di Negerinya Sendiri
Tribun Jabar/GANI KURNIAWAN
Salah satu peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat, Pramono Edhie Wibowo (kanan) menyampaikan pandangannya dalam debat konvensi tahap kedua sesi kedua di Hotel Harris, Jalan Peta, Kota Bandung, Rabu (5/2/2014). Debat tersebut diikuti 11 peserta konvensi capres Partai Demokrat yang dibagi dalam dua sesi. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pramono Edhie Wibowo, salah satu peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat, dalam kesempatan Debat Bernegara Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (13/2/2014), malam, tampil dengan nomor urut 2 dan tergabung dalam Garuda.

Debat Bernegara kali ini mengusung tema Pertahanan dan Keamanan, serta masalah Sosial Budaya. Adapun moderator debat bernegara kali ini adalah,  Suko Widodo  dan Emil Faiza.

Kali Debat Bernegara di Surabaya dibagi manjadi dua sesi, yaitu sesi pemaparan visi dan misi peserta dan sesi di mana peserta debat diharuskan menjawab peretanyaan moderator dan pesereta lain dipersilahkan meresponsnya. Dalam kesempatannya pertama Edhie menyampaikan bahwa seorang pemimpin harus kenal wilayah dan budaya Indonesia.

"Jangan pemimpin asing di negerinya sendiri dan menjalankan pembangunan yang tidak sesuai dengan akar budaya Indonesia," jelas Edhie.

Sementara mengenai pertahanan dan keamanan Edhie menyampaikan bahwa yang utama yang akan dilakukanya adalah menciptakan keamanan dan kenyamanan di seluruh wilayah Indonesia.

"Pertahanan dan keamanan adalah syarat utama pembangungan," tegas Edhie.

Dalam sesi eksplorasi, atas pertanyaan moderator mengenai 351 konflik yang terjadi di wilayah Indonesia dalam 5 tahun terahir, Edhie menyatakan bahwa pengamalan nilai-nilai sila-sila Pancasila dan menjadikan hukum sebagai panglima tertinggi adalah syarat utama menyeleaikan konflik yang di wilayah Indonesia.

BERITA TERKAIT

Atas pertanyaan moderator mengenai kebijakan apa yang akan dilakukan sehubungan dengan pelestarian budaya Indonesia, Edhie menyampaikan bahwa dirinya akan mengambil kebijakan yang lebih memberi ruang dan peluang kepada berkembangnya budaya lokal.

"Jangan sampai ketika negara lain mengakuinya sebagai budayanya baru kita ribut," ungakp Edhie.

Mengenai inisiatif pembangunan pangkalan militer di pulau-pulau terdepan Indonesia yang disampaikan moderator, Edhie menyatakan bahwa menempatkan pasukan dan peralatan militer di pulau-pulau terdepan Indonesia hal yang wajib dilakukan. Lebih lanjut Edhie menegaskan bahwa pulau terdepan sebaiknya tidak hanya diduduki oleh militer, tetapi harus juga diisi dengan penduduk Indonesia sendiri dan menjadi wilayah hidup.

Wajib militer di Indonesia? Edhie menyampaikan bahwa sistem pertahanan yang cocok untuk Indonesia adalah sistem pertahanan semesta, yang artinya pertahanan yang tidak hanya mengandalkan kekuatan militer.

"Surabaya dikenal sebagai kota pahlawan, mari kita semua mencontoh apa yang dilakukan para pendahulu kita dijaman perjuangan kemerdekaan dulu, meberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara," ujar Edhie.

Mengenai kebebasan pers, moderator mempertanyakan kepeda peserta debat mengenai bagaimana membangun dunia penyiaran di Indonesia di masa datang Edhie menyatakan bahwa fungsi pendidikan harus diperhatikan oleh penyelenggara penyiaran publik.

"Serangan terhadap budaya bangsa sangat mudah masuk melalui jaringan penyiaran. Unsur pendidikan dalam program penyiaran wajib diperhatikan di masa depan," ungkap Edhie.

Mantan Kepala KSAD TNI ini juga menyatakan bahwa pers harus selalu menjalalankan fungsi kontrol terhadap pemerintah. Sementara mengenai pemberdayaan produk dalam negeri, Edhie mencontohkan Angkatan Laut republik Indonesia yang telah menggunakan kapal-kapal produk Jawa Timur.
Edhie berjanji untuk memberi ruang khusus untuk pengembangan produk dalam negeri.

"Harus ada keseungguhan, sempurnakan yang belum sempurna dan bimbing mereka. Jangan biarkran mereka berusaha sendiri!" tegas Edhie.

Di akhir sesi debat, Pramono Edhie Wibowo menegaskan bahwa jangan sekali-kali kita lupakan dan tiinggalkan budaya Indonesia yang terkandung dalam sila-sila Pancasila.

Edhie melanjutkan bahwa tidak ada negara yang bisa membangun tanpa kedaulatan, keamanan, pertahanan, serta kenyamanan bagi seluruh rakayat Indonesia. Edhie mengimbau kepada seluruh warga Indonesia untuk tururt aktif menentukan masa depan bangsa pada pesta demokrasi, pileg dan pilpres 2014 mendatang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas