Pramono Edhie: Hukum Adalah Panglima dan Harus Selalu di Depan
Pramono Edhie juga menuturkan, hukum tidak boleh memandang bulu. Siapa yang benar, harus dibela.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Debat Bernegara Peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat kembali digelar. Kali ini giliran Makassar, Sulawesi Selatan yang dipilih menjadi lokasinya, Rabu (5/3/2014).
Debat di sesi pertama, diikuti oleh 5 capres yakni, Ketua DPR, Marzuki Alie, Ketua Dewan Perwakilan Daerah, Irman Gusman, dan Mantan Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan.
Kemudian ada pula Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), Pramono Edhie Wibowo, Anggota Komisi I DPR, Hayono Isman, dan Rektor Universitas Paramadina, Anies Baswedan.
Dalam debat yang mengusung tema ekonomi dan hukum. Moderator, bertanya mengenai kebijakan apa yang akan diambil terkait hak asasi manusia, korupsi, terorisme, hukum, narkotika dan obat terlarang.
Menyambung pertanyaan tersebut, Pramono Edhie Wibowo menjawab langkah yang diambil apabila dirinya terpilih menjadi presiden yakni dengan mengedepankan hukum.
"Hukum harus adil, kepastian hukum harus diwujudkan. Hukum adalah Panglima, dan dia harus selalu di depan," tegas Edhie.
Pramono Edhie juga menuturkan, hukum tidak boleh memandang bulu. Siapa yang benar, harus dibela. Dan siapa yang salah, harus dihukum tanpa memandang suku, agama, ras dan golongan.
"Kalau hukum di depan, pasti semua masalah itu seperti masalah terorisme, korupsi, narkoba dan lainnya bisa ditanggulangi," katanya.