Berharap Satria Piningit yang Muncul Satria Bergitar, Berharap Harry Potter yang Muncul Harry Tanoe
Masyarakat sebaiknya tidak terlalu mengelu-elukan karena Jokowi-Ahok tetap manusia.
Penulis: Danang Setiaji Prabowo
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Penulis Wartawan Tribunnews.com, Danang Setiadji Prabowo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Populernya nama Jokowi-Ahok memimpin Jakarta membuat wacana pasangan tersebut dimajukan sebagai pasangan Capres-Cawapres. Namun masyarakat sebaiknya tidak terlalu mengelu-elukan karena Jokowi-Ahok tetap manusia.
Wartawan senior Kompas, Budiarto Shambazy, menjelaskan 10 tahun yang lalu banyak kalangan mengelu-elukan SBY sebagai Presiden yang pantas memimpin bangsa. Namun setelah 10 tahun memimpin, yang ada lebih banyak kecewanya daripada pujiannya.
"Kita realistis saja lah. Jangan pesimis, jangan optimis. Realistis saja. Kita terlalu mengelu-elukan Jokowi-Ahok. Bukan mereka tidak berprestasi. Tapi jangan anggap pemimpin itu manusia setengah dewa," kata Budi di d'consulate, Rabu (12/3/2014).
"Mengharapkan yang muncul satria piningit, yang muncul satria bergitar. Mengharapkan yang muncul Harry Potter, yang muncul Harry Tanoe. Jangan cepat terpesona dengan tampilan," lanjutnya.
Budiarto juga mengakui kinerja Jokowi-Ahok sudah mulai kelihatan dan hal tersebut tidak bisa dibantah. Menurutnya jikalau pasangan tersebut dimajukan dalam Pilpres, tidak ada yang salah.
"Percuma menjelek-jelekkan Jokowi-Ahok. Kepemimpinan mereka memang menjanjikan yang lebih baik. Mereka memang bekerja, hasil kerja mereka sedikit-sedikit sudah mulai tampak," tuturnya.
"Apa sudah waktunya Jokowi-Ahok diangkat ke tingkat nasional? Tidak ada yang salah dengan itu. Politik itu cair. Kalau mau gapai mimpi yang lebih tinggi, itulah politik. Kenapa harus bingung? Toh belum tentu menang," imbuhnya.