TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Majunya Joko Widodo, yang akrab disapa Jokowi sebagai calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)membuat peta politik berubah. Banyak kalangan memprediksi pemilihan presiden tahun ini hanya akan berlangsung satu putaran.

Prediksi ini mengacu pada tingginya popularitas pria yang akrab disapa Jokowi itu berdasarkan hasil sejumlah lembaga survei. Bahkan ada lembaga survei yang menyebut pasangan calon presiden yang akan mendampingi Jokowi tak akan mempengaruhi jumlah putaran Pilpres.

Namun, Pengamat politik Hamdi Muluk melihat pendamping Jokowi maju dalam pemilihan presiden dan wakil presiden pada 9 Juli 2014 adalah sosok yang bisa saling melengkapi dengan Jokowi.

Seperti duet DKI Jakarta, Jokowi-Ahok. Menurut Hamdi, sebaiknya pendamping Jokowi adalah seorang teknokrat yang mampu menjawab perkembangan zaman. Siapa sosok yang memiliki karakter seperti itu?

"Mungkin kayak JK (Jusuf Kalla), tapi usianya muda," ujar Hamdi kepada Tribunnews.com, Selasa (18/3/2014).

Menurutnya, sosok tersebut ada dalam diri mantan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani. Pasalnya, jelas Hamdi, tantangan Indonesia kedepan lebih pada soal-soal ekonomi dan makro.  

"Soal ekonomi, makro, itu tantangan kedepan. Itu lebih penting kayaknya," jelasnya.