Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat: Siapa Pun Capresnya, Abraham Samad Tidak Boleh Tergiur Jadi Cawapres

Jabatan Ketua KPK dinilai tidak kalah wibawa dari wakil pesiden. Karena itu Abraham Samad tak boleh tergiur.

Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Pengamat: Siapa Pun Capresnya, Abraham Samad Tidak Boleh Tergiur Jadi Cawapres
TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Eri Komar Sinaga

TRIBUNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad diharapkan tidak tergiur menjadi calon wakil presiden. Jabatan Ketua KPK dinilai tidak kalah wibawa dari jabatan wakil pesiden.

"Bagaimanapun Ketua KPK memiliki marwah dan derajat. Tidak kurang wibawa dan kehormatannya dari Cawapres. Sama-sama terhormat," ujar direktur eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, di Cikini, Jakarta, Selasa (18/33/2014).

Hal senada juga disampaikan pakar psikologi politik Prof Hamdi Muluk. Menurut Hamdi, untuk memberantas korupsi di Indonesia, tidak harus berpasangan dengan ketua KPK. Presiden cukup membentuk kabinet yang bersih dan Kapolri dan Jaksa Agung yang benar-benar harus kuat dan memiliki greget.

"Kalau dua institusi tersebut tidak bisa dibenahi, ya repot kita," tambah Hamdi yang juga dosen pengajar di Universitas Indonesia.

Budayawan Benny Soesatyo juga sepakat agar Abraham Samad tetap menjadi ketua KPK.

"Abraham Samad fokus saja di KPK karena masih dibutuhkan. Sekarang kan masih zaman abnormal. Saya berharap dia setia dengan kata-katanya," timpal Benny.

Berita Rekomendasi

Sementara Rektor  UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Komaruddin Hidayat menegaskan pasangan Capres dan Cawapres itu bisa siapa saja. Asal bisa menggerakkan seluruh institusi yang ada di Indonesia.

"Apakah Abraham Samad terserahlah. Negara luas ini dibutuhkan pemimpin yang bisa menggerakkan simbol-simbol di daerah. Sekarang begitu, daerah-daerah lumpuh, pemimpin tidak bisa menggerakkan daerah sementara Pilkada tidka bisa menghasilkan pemimpin yang bisa menggerakkan itu," kata Komar.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas