Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Belum Ada Caleg dan Capres yang Fokus Kembangkan Transportasi Nasional

Caleg dan capres belum menunjukkan adanya keberpihakan terhadap pengembangan moda transportasi

Penulis: Hendra Gunawan
Editor: Sanusi
zoom-in Belum Ada Caleg dan Capres yang Fokus Kembangkan Transportasi Nasional
Tribun Pekanbaru/Theo Rizky
Seorang pekerja melakukan penyusunan logistik Pemilu Legislatif di GOR Akasia, Jalan Dirgantara, Pekanbaru, Rabu (26/3/2014). Persiapan surat suara hingga penyusunan logistik oleh KPU Kota Pekanbaru dari hari pertama berlangsung dengan lancar. TRIBUN PEKANBARU/THEO RIZKY 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam beberapa hari ke depan, atau tepatnya pada 9 April 2014, pemilihan umum anggota legislatif (pileg) digelar untuk memilih anggota DPRD/DPR.

Kemudian dalam tiga bulan ke depan, dilanjutkan dengan Pemilihan Presiden. Inilah salah satu momentum yang akan menentukan kemana arah negeri ini akan dibawa.

Carmelita Hartoto, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia bidang Logistik, mengatakan masalahnya dalam diskursus yang tengah berkembang di publik, calon legislatif dan calon presiden belum menunjukkan adanya keberpihakan terhadap pengembangan moda transportasi (laut, darat, udara) dan logistik nasional, padahal kedua sektor ini adalah back bone pertumbuhan ekonomi.

Hal ini patut menjadi keprihatinan bersama. Sebab, sebagai negara kepulauan terluas bahkan terbesar di dunia, Indonesia bisa menciptakan masa depan yang lebih baik dengan cara memanfaatkan potensi sektor transportasi laut dan logistik sebagai backbone pertumbuhan, bukan seperti sekarang, dimana kedua sektor itu kurang terurus.

Carmelita mengatakan, rakyat masih menanggung mahal biaya transportasi dan logistik dalam negeri karena keduanya kurang terurus.

Pengertian mahal ini bisa diterjemahkan baik dalam konteks biayanya yang mahal maupun dampaknya.

"Saya tidak bisa bayangkan, harga jeruk dari Tiongkok lebih murah dari harga jeruk dar Medan hanya karena inefisiensi logistik dan mahalnya biaya kepelabuhanan," katanya.

Berita Rekomendasi

Ketua umum INSA itu menegaskan bahwa di sektor logistik, daya saing Indonesia berada pada rangking 59 dunia, jauh di bawah Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam. Dengan potensi demografis dan geografis, seharusnya rangking Indonesia bisa diperbaiki menjadi rangking 15 dunia.

Sedangkan di sektor logistik angkutan laut, Indonesia selama sembilan tahun terakhir telah menerapkan kebijakan asas cabotage. Sejak saat itu, pertumbuhan armada niaga nasional melesat bahkan kini di kawasan Asean, posisi Indonesia telah meninggalkan Malaysia dan Fhilipina.

Berdasarkan data Review of Maritime Transport, UNCTAD 2005—2013, pada 2005, sektor angkutan laut nasional berdasarkan kapasitas terpasang berada pada rangking empat di Asean dibawah Singapura, Malaysia dan Fhilipina, sedangkan sejak 2013 naik menjadi rangking 2 di Asean.

Adapun daya saing logistik nasional pada 2012 berapa pada rangking 59 dunia, jauh dibawah Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam.

Oleh karena itu, dengan potensi sumber daya transportasi laut dan logistik yang besar, Indonesia bisa memperbaiki rangkingnya di kawasan Asean bahkan menyalip Singapura.

Ketua Komtap bidang Infrastruktur Kadin Indonesia Asmari Herry mengatakan saat ini, sektor transportasi laut membutuhkan legislator dan capres yang memiliki keberpihakan kepada kedua sektor tersebut sehingga ke depan, masyarakat dapat menikmati biaya transportasi dan logistik yang murah dan aman.

Sektor logistik angkutan udara juga memerlukan dorongan kuat dari pemerintah dengan memberikan ruang yang lebih cukup kepada swasta nasional untuk mengembangkan usaha logistik kebandarudaraan.

Demikian juga di sektor logistik angkutan darat. Sangat diperlukan revitalisasi yang bersifat massif dan memperbanyak kemudahan fiskal dan moneter agar dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, armada logistik darat dapat dimodernisasi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas