Laporan Wartawan Surya, Mujib Anwar

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Efek Joko Widodo alias Jokowi ternyata membuat perolehan suara PDIP di Jatim dalam pemilu 2014 akan meningkat tajam. Ini terlihat dari hasil survei Pusat Studi Demokrasi dan hak asasi manusia (Pusdeham) Universitas Airlangga (Unair).

Dalam survei yang dilakukan per akhir Maret 2014, dengan mengambil sampel semua dari 11 daerah pemilihan (dapil) yang ada di Jatim, di mana masing-masing dapil sampelnya 500 sampai 1.000, dengan margin of error 2 persen, didapati bahwa perolehan suara PDIP di Jatim dalam pemilu pada 9 April nanti, ada peningkatan signifikan dengan 25 persen suara.

Setelah itu disusul PKB dengan 18 persen, kemudian Golkar 13 persen, lalu Gerindra 10,8 persen, dan Demokrat 10 persen. Sedangkan PPP dan PAN mendapat 5 persen, Hanura 4 persen, Nasdem hampir 4 persen, PKS 3 persen, dan PKPI dan PBB masing-masing 1 persen suara.

Perolehan suara berdasar hasil survei Pusdeham Unair tersebut mengubah peta dan berbeda dengan perolehan suara pada Pemilu 2009.

Hasil Pemilu 2009, Demokrat keluar sebagai pemenang pemilu dengan 22 persen suara, disusul PDIP 17 persen, lalu PKB 13 persen, Golkar 11 persen, Gerindra 8 persen, PKS 7 kursi, PAN 7 kursi, PKNU 5 kursi, PPP dan Hanura masing-masing 4 kursi, serta PBR dan PDS juga masing-masing 1 kursi.

Direktur Pusdeham Unair Muhammad Asfar mengatakan, meningkatnya suara PDIP di Jatim tak lepas dari faktor Jokowi. Sebelum Jokowi ditetapkan sebagai Capres yang diusung PDIP, suara partai banteng moncong putih ini naik 5-10 persen di setiap dapil di Jatim.

Demikian juga setelah Jokowi resmi diusung jadi Capres, pengaruhnya juga cukup bagus dengan kenaikan suara 5-10 persen untuk PDIP dibanding suara Pemilu 2009.

"Jadi, Efek Jokowi benar-benar membawa kenaikan suara yang luar biasa. Suara PDIP di Jatim naik 10 persen dibanding Pileg sebelumnya," ujarnya, kepada Surya, Kamis (3/4/2014).