Kalapas Bingung Puluhan Mantan Napi Masih Memilih di Lapas Nunukan
Kalapas Kelas II B Sungai Jepun, M Nurdin mengaku bingung, karena ada puluhan mantan narapidana yang masih mencoblos di Lapas.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN - Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Sungai Jepun, Kecamatan Nunukan Selatan M Nurdin mengaku bingung, karena ada puluhan mantan narapidana yang masih mencoblos di Lapas, Rabu (9/4/2014).
"Saya masih membingungkan juga. Nanti bisa ditanyakan kepada panitia pemungutuan suara, kenapa bisa terjadi demikian? Saya selaku Kepala Lapas kurang paham, kok yang bebas masih memilih di sini?" ujarnya.
Semestinya, kata dia, mantan narapidana memilih di lingkungan rukun tetangga (RT) masing-masing.
"Mereka terdaftar di sana, jadi tidak kembali lagi di sini. Karena Lapas ini TPS khusus. Tidak boleh lagi orang luar. Sedangkan yang sudah bebas itu sudah warga luar. Walaupun dalam pengawasan karena pembebasan bersyarat, tetapi kan sudah bebas," ujarnya.
Ia mengatakan, ada puluhan mantan narapidana yang ikut mencoblos di Lapas Kelas II B Sungai Jepun Nunukan. Bahkan ada diantara mantan narapidana yang sudah bebas dalam hitungan tahun.
"Ada yang sudah mungkin tahunan tetapi masih memilih di sini. Diperkirakan bisa puluhan orang kalau kita melihat yang datang itu," ujarnya.
Diungkapkan, narapidana dan tahanan serta pegawai setempat yang terdaftar sebagai pemilih tetap mencapai 295 orang. Belakangan pihaknya mengusulkan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nunukan untuk menambah 113 pemilih.
"Setelah kita perkirakan ada yang bebas, ada pegawai yang pindah, akhirnya saya mengambil kesimpulan jumlah keseluruhan setelah dikurangi menjadi 355 orang," ujarnya.
Belakangan, surat suara yang ada hanya 301. "Sementara kalau menurut saya 355. Jadi ada kontradiksi itu," ujarnya.
Ia semakin heran, karena dengan keterbatasan surat suara tersebut, justru banyak mantan narapidana yang juga ikut mencoblos di Lapas.
"Sementara yang sudah ada di dalam ini banyak yang belum terdaftar," katanya.
Ia khawatir, ada pemilih yang dua kali mencoblos. "Bisa saja terjadi habis memilih di sana, lari ke Lapas memilih. Kita juga tidak tahu. Cuma itu kekhawatiran saya jangan sampai suara itu ganda. Ini kan merugikan, ini menyalahi aturan yang ada. Ini yang perlu diwaspadai," ujarnya.
Ia berharap, pada pemilihan selanjutnya pihak Lapas juga dilibatkan melakukan pengawasan. Sehingga data yang dilaporkan kepada KPU Nunukan, benar-benar sesuai kenyataan.
"Begitu pula yang sudah bebas, jangan lagi memilih di Lapas. Karena ini TPS khusus. Yang sudah bebas orang luar juga namanya. TPS khusus tidak boleh orang luar lagi," ujarnya.
Selain diikuti tahanan dan narapidana, pencoblosan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Sungai Jepun, Kecamatan Nunukan Selatan juga diikuti para pegawai.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.