Kapolri: Paling Rawan Setelah Selesai Pencoblosan
Kapolri Jenderal Polisi Sutarman mengungkapkan bahwa proses pencoblosan tidak terlalu rawan. Justru paling rawan adalah setelah pencoblosan.
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal Polisi Sutarman mengungkapkan bahwa proses pencoblosan tidak terlalu rawan. Justru paling rawan adalah setelah pencoblosan.
"Waktu pencoblosan mungkin nggak terlalu rawan, Yang paling rawan setelah selesai pencoblosan jam 13.00 WIB, kemudian akan diadakan penghitungan suara yang disaksikan oleh saksi yang ada," ungkap Sutarman di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu (9/4/2014).
Sutarman berharap seluruh petugas melaksanakan tugasnya dengan jujur, tidak ada rekayasa dalam suara yang dihirung di TPS.
"Apa yang dihitung di TPS adalah suara rakyat dan masyarakat. Dari situ prediksi kita, mungkin ada yang yakin akan dapat banyak dan ternyata tidak, itu tidak puas. Nah, tidak puasnya itu sudah kami antisipasi," ungkapnya.
Untuk itu, petugas Polri dan TNI sudah didekatkan di TPS-TPS, sehingga bila ada permasalahan bisa segera dilakukan pengamanan.
Dikatakan Sutarman, berapa pun personel untuk pengamanan yang dibutuhkan KPU akan dipenuhi Polri. Bila anggota Polri tidak cukup, maka pihaknya akan meminta bantuan personel TNI. Petugas TNI yang dilibatkan dalam pengamanan Pemilu, dikatakan Sutarman untuk bantuan polisionil.
Selain personelnya diterjunkan ke TPS-TPS, pihaknya pun menempatkan personelnya di markas-markas kepolisian untuk mengantisipasi bila terjadi ancaman kontijensi yang membutuhkan personel dalam jumlah banyak untuk mengatasinya.
"Kalau nanti ada kontijensi yang memerlukan kekuatan, maka saya minta kekuatan TNI yang sudah distand by kan, di tingkat Polda distand by kan 3 SSK, di masing-masi Polres pun 2 SSK, Polsek 3 SSK yang setiap saat bisa kita gunakan apabila ada masalah," ungkapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.