Gus Sholah Pilih Mahfud MD Jadi Cawapres Ketimbang Cak Imin
Gus Sholah menilai Mahfud sosok yang tepat untuk menata atau memperbaiki kondisi bangsa yang tengah karut marut di bidang penegakan hukum.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Kiai Haji Sholahuddin Wahid lebih mendukung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengusung mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menjadi capres atau cawapres ketimbang Muhaimin Iskandar.
Sebab, pria yang karib disapa Gus Sholah itu menilai Mahfud sosok yang tepat untuk menata atau memperbaiki kondisi bangsa yang tengah karut marut di bidang penegakan hukum.
"Masalah yang lain seperti ekonomi dan lainnya memang krusial juga, tapi dari kompleksitas persoalan bangsa ini bermuara dari lemahnya penegakan hukum. Karena itu, saya lebih cenderung mendukung Pak Mahfud untuk diusung, entah sebagai Capres maupun sebagai Cawapres," ujarnya, Minggu(13/4/2014).
Menurut Gus Sholah, sikap Cak Imin yang justru menyambut usulan menjadi capres atau cawapres dinilai aneh. Sikap itu, kata Gus Sholah, susah dipahami. "Kalau ada usulan dari internal (PKB), saya cukup memahami. Tapi, kalau Muhaimin justru menyambut usulan tersebut, itu saya jadi enggak paham kepada Muhaimin," ujarnya.
Gus Sholah mengatakan usulan internal PKB itu merupakan hal wajar. Hal ini mengingat perolehan suara partai berlambang bola dunia itu melonjak cukup siginfikan pada Pemilihan anggota legislatif (Pileg) pekan lalu.
"Tapi, sebagai partai yang sebelumnya telah menggadang-gadang beberapa tokoh seperti Mahfud MD dan Rhoma Irama, lebih etis jika Muhaimin meminta pendapat kedua tokoh tersebut, bahkan kepada para kiai yang selama ini membantu membangkitkan gairah nahdliyin untuk kembali membesarkan PKB seperti KH Hasyim Muzadi, KH Ma'ruf Amin, dan lainnya,"ujarnya.
Tak hanya itu, adik kandung almarhum KH Abdurrahman Wahid itu juga menegaskan, PKB sebaiknya tidak berkoalisi dengan partai manapun jika tidak bisa mengusung salah satu figur yang sudah
dikampanyekan sebagai kandidat Capres selama masa kampanye menjelang Pileg lalu.
"Kalau enggak bisa mengusung salah satu di antara Mahfud atau Rhoma, ya ngapain koalisi? Lebih baik memimpin koalisi partai papan tengah. Sebab, secara otomatis lebih berpeluang mengusung (capres) sendiri," ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.