Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Perolehan Suara Anjlok, Demokrat Tak akan Lakukan Safari Politik

banyak pengalaman pemimpin yang gagal dalam mengakhiri kepemimpinannya

Penulis: Ferdinand Waskita
zoom-in Perolehan Suara Anjlok, Demokrat Tak akan Lakukan Safari Politik
Achsanulqosasi.com
Politisi Partai Demokrat, Achsanul Qosasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil hitung cepat lembaga survei menempatkan Partai Demokrat terlempar dari tiga besar pemenang pemilu 2014. Padahal, Partai Demokrat berada di peringkat pertama pada Pemilu 2009. Ketua DPP Demokrat Achsanul Qosasi mengatakan pihaknya akan fokus menyelesaikan enam bulan sisa pemerintahan.

"Kami sudah menjalankan amanah ini hampir 10 tahun, kami ingin khusnul khotimah," kata Achsanul melalui pesan singkat, Senin (14/4/2014).

Achsanul mengungkapkan banyak pengalaman pemimpin yang gagal dalam mengakhiri kepemimpinannya.

Sebab, kata Anggota Komisi XI DPR itu, rakyat tidak mengenang pemimpin saat memulai tetapi ketika mengakhiri kepemimpinannya.

"Apa yang dialami PD saat ini bukan karena Partai-nya, tapi karena ulah para kadernya. Terbukti, masih banyak rakyat yang mencoblos logo Partai, tidak mencoblos caleg. Ini penghargaan sekaligus pengalaman berharga bagi kami," imbuhnya.

Ke depan, Achsanul mengatakan pihaknya akan memutuskan apakah berkoalisi atau menjadi oposisi.

"Keduanya adalah keputusan mulia dan terhormat. Kami tidak ingin gegabah, dengan bersafari politik seolah khawatir tidak kebagian posisi jabatan," ujarnya.

Berita Rekomendasi

Ia mengatakan pihaknya hanya ingin agar kebaikan yang pernah dilakukan untuk bangsa ini dapat dipahami dan dikenang rakyat. Jika ada kesalahan tidak diulangi oleh pemimpin berikutnya.

"Sedangkan hal-hal yang belum selesai dapat dituntaskan oleh pemimpin mendatang. Kami akan tetap bersilaturrahmi dengan siapapun pemenangnya. Kami juga akan bersalaman dan bergandengan tangan untuk kebesaran bangsa dan kemuliaan pemimpin sebagai tauladan rakyat," ujarnya.

Menurut Achsanul, hal itu akan menjadi sejarah baru, dimana pemimpin dan mantan pemimpin tidak saling kecam dan saling sindir. Karena hal itu akan dikenang rakyat dan akan menjadi pembelajaran politik yang baik untuk rakyat dan bangsa ini.

"Kepemimpinan tidaklah kekal, tapi pengabdian-lah yang akan kekal selamanya, dikenang rakyat, dicatat sejarah dan dimuliakan oleh Tuhan," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas