Warga Heran, Oni Tidak Kampanye Bisa Lolos DPD
Ia mengatakan, Oni tidak pernah terlihat berkampanye meskipun Oni mencalonkan diri jadi anggota DPD
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG -- WARGA sekitar rumah pelawak Oni Suwarman atau lebih akrab dikenal sebagai Oni SOS mengaku heran Oni bisa lolos menjadi anggota DPD, padahal tidak pernah melakukan kampanye di sekitaran rumahnya di Sindang Sari Asri 1, Antapani, Bandung.
Hal ini diungkapkan oleh Yanto (52), sekuriti sekitar rumah Oni. Ia mengatakan, Oni tidak pernah terlihat berkampanye meskipun Oni mencalonkan diri jadi anggota DPD.
"Warga di sini juga heran, kok nyalonin tapi gak kampanye. Setiap harinya biasa saja kayak yang tidak menunjukkan bakal nyalonin," ujarnya saat ditemui Tribun di dekat rumah Oni di Jalan Sindang Sari Asri No 5, RT 03/09, Antapani, Bandung, Kamis (24/4/2014).
Tapi Yanto mengaku optimistis Oni akan menang dan melaju ke Senayan karena pribadinya yang baik. "Dia emang orangnya baik ke siapa pun. Sebelum nyalonin juga memang orangnya sudah baik. Saya juga sering bareng ke masjid sama dia. Kalau ada warga di sini yang butuh bantuan, dia selalu ngebantu. Emang sudah baik orangnya," ujarnya.
Yanto pun mengatakan, di TPS setempat, perolehan suara Oni pun paling tinggi. Oni sendiri mencoblos di TPS 30 dekat rumahnya dan secara dominan perolehan suaranya tertinggi.
"Di TPS sini di 30 sama TPS 32 suara Oni paling tinggi. Mungkin warga juga sudah kenal dengan dia, apalagi dia sudah sering mejeng di TV, jadi orang sudah banyak yang kenal," katanya.
Dihubungi melalui telepon selulernya, Oni bersyukur atas perolehan suaranya pada pemilu 2014. Ia mengaku suara yang diperolehnya ini berkat kepercayaan masyarakat terhadap dirinya.
"Alhamdulillah saya mah bersyukur, ini jalan dari Allah melalui masyarakat dengan memilih saya. Dengan suara ini saya akan memperjuangkan suara rakyat di Senayan. Prinsip saya cuma tiga, kerja keras, ikhlas, dan tawakal," ujar pelawak yang tenar bersama Sule lewat ajang pencarian pelawak di salah satu stasiun televisi ini, kemarin.
Oni mengaku memang tidak melakukan kampanye di sekitar rumahnya. Hal ini, kata Oni, dikarenakan ia tidak memaksakan kehendak masyarakat untuk memilih dirinya. "Biarkan masyarakat memilih tanpa ada paksaan untuk memilih saya," ujar Oni.
Oni mengatakan, ia tidak masuk partai karena ingin berjuang atas nama masyarakat. "Saya berjuang atas nama rakyat. Jadi saya berjuang di partai saya sendiri partai Jawa Barat," ujar pelawak yang selalu berpakaian ala Kabayan ini.
Ia menuturkan akan menjunjung pesan relawannya yang mati-matian membela Oni hingga dapat melaju ke Senayan. "Ada relawan saya di Sukabumi, dia sampai sakit bantu saya. Dia tidak minta apa-apa cuma berpesan agar saya berperilaku yang baik dan jangan korupsi. Pesan itu akan saya jaga selalu," ujarnya dengan nada suara lirih.
Ditemui di tempat tinggalnya di Kampung Copong, Kelurahan Sukamentri, Kecamatan Garutkota, mantan bupati Garut Aceng Fikri menganggap lolosnya ia ke Senayan merupakan realitas politik dan fakta yang harus diterima dan dihormati karena merupakan suara rakyat.
"Saya anggap ini adalah realitas politik. Masyarakat lebih dewasa dalam memahami kejadian sebenarnya," kata Aceng, kemarin.
Menurut Aceng, kantong suara terkuat selain Garut adalah Bogor, Sukabumi, Ciamis, Bekasi, dan Cirebon. Dikatakannya, perolehan suara yang besar ini tidak disebabkan kefenomenalannya, yakni kasus pernikahan singkatnya dengan Fani Oktora saat menjabat sebagai bupati Garut.
"Terkenal saya kan dalam tanda petik. Yang jelas, jika menjadi anggota DPD, saya akan laksanakan tugas sesuai tupoksinya, yaitu mengakselerasi pembangunan di segala sektor di Jawa Barat. Ada segudang persoalan di Jawa Barat," katanya.
Selama masa kampanye, katanya, Aceng membangun jaringan organisasi independen dan melakukan silaturahmi dengan warga Jawa Barat. Hal tersebut, katanya, terbukti sangat efektif sehingga banyak warga yang kemudian memercayainya untuk dipilih menjadi anggota DPD.
"Ternyata saya mengeluarkan dana kampanye yang termasuk paling kecil. Lihat saja di laporan dana kampanyenya. Sekitar Rp 300 jutaan. Lagian uang bukan segala-galanya," tuturnya. (cr1/sam)