Selain Faktor Uang, Masyarakat Pilih Caleg karena Isu Kedaerahan
Menurut Anto, panggilan singkatnya, hasil Pemilu tetap harus dihargai walau hasil Pemilu terindikasi kuat karena politik uang.
Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua MPR, Hajriyanto Y Thohari, mengimbau seluruh lapisan masyarakat agar menghormati pilihan masyarakat terkait hasil Pemilihan Umum Anggota Legislatif (Pileg).
Menurut Anto, panggilan singkatnya, hasil Pemilu tetap harus dihargai walau hasil Pemilu terindikasi kuat karena politik uang.
"Dinamika politik yang baru lalu sangat tinggi, kita harus belajar menghormati dan menghargai pilihan rakyat. Mungkin akhir-akhir ini muncul kekecewaan-kekecewaan terhadap pemilihan umum. Kita harus mempersilakan rakyat menikmati pikiran-pikirannya. Kita tahu bahwa pilihan rakyat memang sebagai wujud kedaulatan rakyat," ujar Anto dalam diskusi bertajuk 'Pemilu Bikin Pilu' di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (26/4/2014).
Anto melanjutkan politik uang merupakan salah satu faktor saja sehingga masyarakat menjatuhkan pilihannya pada calon tertentu. Menurut dia, ada banyak faktor lain yang berkaitan dengan hasil Pemilu selain faktor uang.
Anto pun mencontohkan dirinya yang bertarung pada daerah pemilihan Jawa Tengah IV yang meliputi Kabupaten Sragen, Karanganyer, dan Wonogori.
Di dapil tersebut, kata Anto, masyarakat sangat terpengaruh dengan isu kedaerahan. Itu terbukti dengan perolehan suara di masing-masing tiga kabupaten tersebut dimenangkan caleg dari masing-masing kabupaten tersebut.
"Pengurus partai saya sendiri mulai berpihak pada daerah masing-masing. Maka hasil Pemilu kemarin mencerminkan itu. Ada putra Wonogiri asli, putra Sragen, dan putra Karanganyer saya sendiri. Saya menang telak di Karanganyer. Begitu juga yang lain," kata dia.
Ke depan, Anto berharap ini bisa dievaluasi sehingga Pemilu menghasilkan yang lebih baik.