Demokrat Menggeliat, Gerindra dan Golkar Berpotensi Tergelincir
Kalau tidak hati-hati, entah itu Gerindra atau Golkar bisa sama sekali tidak dapat teman koalisi.
Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jika tidak berhati-hati terhadap sikap politik Partai Demokrat, Partai Gerindra dan Partai Golkar berpotensi tidak memiliki teman koalisi pada pemilihan umum presiden dan wakil presiden (Pilpres).
Pasalnya, diantara partai-partai peraih suara terbanyak Pileg, Partai Demokrat kini mulai memperlihatkan geliat politik dengan wacana membentuk poros keempat dan menggaet partai-partai menengah atau partai Islam.
Sementara PDI Perjuangan telah berkoalisi dengan Partai NasDem. Koalisi keduanya cukup untuk mengajukan calon presiden dan wakil presiden.
"Kalau tidak hati-hati, entah itu Gerindra atau Golkar bisa sama sekali tidak dapat teman koalisi. Koalisi akan berkumpul pada dua kaukus. Kaukus pertama tentu di bawah panji PDI Perjuangan, kaukus kedua di bawah kendali Partai Demokrat," ujar pendiri Soegeng Sarjadi Syndicate, Sukardi Rinakit, saat seminar 'Mencari Presiden Dambaan Rakyat' di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Senin (28/4/2014).
Sukardi, bukan tanpa alasan mengatakan koalisi di bawah kendali PDI Perjuangan dan Demokrat. SBY selaku Ketua Umum Partai Demokrat dan Megawati Soekarnoputri memiliki sumber-sumber politik dibandingkan dengan tokoh partai politik lainnya.
"Di dalam politik sumber daya politik menjadi penting. Misal Mbak Mega, apapun sumber daya politik mbak mega punya. Wibawa, kendali politik. Selesailah di sana. Di Demokrat suka atau tidak Pak SBY masih memiliki kewibawaan. Dia tetap presiden, dia mengendalikan Partai Demokrat, mungkin jaringan juga masih kuat," kata Sukardi.
SBY, kata Sukardi, memiliki sumber daya politik dibandingkan dengan Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie. SBY dipandang lebih berwibawa dibanding Aburizal. Ketokohan SBY itu pun dibuktikan dengan hasil perolehan suara.
Selain itu, SBY akan didukung oleh partai politik yang tergabung dalam setgab pada Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II.
"Peran Megawati dan SBY di dalam menentukan calon presiden ke depan sangat signifikan dibanding tokoh-tokoh yang muncul baik Ical bahkan Prabowo. Pendeknya, kalau tidak hati-hati dengan langkah terakhir yang dilakukan Partai Demokrat, Gollkar atau Gerindra bisa di luar peta koalisi," tukas Sukardi.