Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pendiri Golkar Berani Bertaruh Ical Tak Mungkin Menang Pilpres

Suhardiman menegaskan secara sosiologis dan historis, presiden di Indonesia tidak bisa lepas dari keturunan Jawa.

Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Pendiri Golkar Berani Bertaruh Ical Tak Mungkin Menang Pilpres
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Bakal Capres dari Partai Golkar, Aburizal Bakrie menghadiri acara Indonesia Green Infrastructure Summit 2014 di Jakarta Selatan, Rabu (30/4/2014). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR), Priyo Budi Santoso menyambangi tokoh senior Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (Soksi), Prof Suhardiman di kediamannya, Fatmawati, Jakarta Selatan, Jumat (2/5/2014) siang.

Priyo mengaku kunjungannya itu bertujuan untuk bersilaturahmi dengan Suhardiman sebagai satu di antara pendiri Partai Golkar. Pada pertemuan tersebut, Prof Suhardiman juga menyatakan dukungannya terhadap Priyo Budi Santoso menjadi Cawapres dari Partai Golkar.

Suhardiman menegaskan, meski dari segi usia ia sudah tidak muda lagi, 89 tahun, dirinya masih harus tetap mengabdikan kepentingan bangsa, terutama menyangkut nasib Partai Golkar ke depannya.

Terkait pencapresan Ketua Umum Golkar, Aburizal Bakrie dalam Pilpres 9 Juli 2014 mendatang, Suhardiman menegaskan secara sosiologis dan historis, presiden di Indonesia tidak bisa lepas dari keturunan Jawa. Hal itu, kata Suhardiman, seharusnya dipikirkan oleh Ical.

"Ical jangan mimpi. Saya berani bertaruh bahwa tidak mungkin (Ical menang Pilpres)," kata Suhardiman, Jumat (2/5/2014).

Sebagai satu-satunya pendiri Golkar yang masih hidup, Suhardiman mengaku jika selama ini selalu mengamati perkembangan Partai Golkar. Ia sependapat jika disebutkan saat ini calon yang cocok maju sebagai Capres ataupun Cawapres dari Golkar adalah tokoh muda.

"Sampai kapanpun, saya mendorong Ketum MKGR jadi Cawapres yang akan datang. Tapi itu dengan usaha-usaha, jadi pertemuan ini tidak terakhir tapi ada pertemuan lainnya untuk menyikapi tindak lanjutnya," ujar Suhardiman.

Berita Rekomendasi

Suhardiman menyarankan agar Ical berpikir ulang mengenai pencapresannya.

"Sebaiknya dia (Ical) mengundurkan diri, dia harus berperan sebagai king maker bukan king. King Maker itu kan dalang dan itu lebih terhormat," tegas Suhardiman lagi.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas