Jusuf Kalla Diminta Bertobat Jika Jadi Cawapres Jokowi
Pengamat politik Yudi Latif mengungkapkan mantan wakil presiden Jusuf Kalla perlu melakukan pertobatan
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Yudi Latif mengungkapkan mantan wakil presiden Jusuf Kalla perlu melakukan pertobatan ketika benar nantinya Jusuf Kalla dipilih menjadi calon wakil presiden mendampingi bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo.
"Kalaupun JK terpilih, anggaplah itu kesempatan terakhir bagi seorang JK untuk memberikan legacy (warisan) terbaiknya sebelum dia pensiun beneran atau dia menjadi wapres benar-benar pertobatan nasional yang tidak mementingkan kepentingan pribadi," ujar Yudi usai menghadiri acara Temu Raya Aliansi Masyarakat Sipil untuk Indonesia Hebat (Almisbat) di kawasan Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (10/5/2014).
Namun, Yudi yang juga sebagai Dewan Nasional Almisbat ini enggan menjabarkan pertobatan yang dimaksud. Ia hanya menjelaskan bagaimana JK saat berdampingan dengan presiden Susilo Bambang Yudhoyono lebih dominan.
"Kalau dari pengalaman lalu, seolah-olah JK itu ketika menjadi wapres Susilo Bambang Yudhoyono sangat menonjol. Bisa jadi presiden dibawah bayang-bayang wapres," tutur Yudi.
Namun, Yudi meyakini bahwa nantinya akan ada komunikasi politik antarkoalisi bagaimana nantinya tidak ada capres-cawapres yang dominan.
"Tapi saya kira Nasdem dan partai lain (koalisi) datang dengan dan berbicara secara intens agar kejadian-kejadian dahulu tidak terulang. Nah ni saya dengar bisik-bisik konon dalam penyusunan kabinet itu nanti sepenuhnya diserhakan pada Jokowi," kata Yudi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.