Gus Solah: Apa Kurangnya Pak JK?
Capres Jusuf Kalla (JK), sambangi kediaman tokoh NU Salahuddin Wahid atau Gus Solah, di Jalan Bangka, Jakarta Selatan, Jumat (23/5/2014).
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Presiden (Capres), Jusuf Kalla (JK), sambangi kediaman tokoh Nadhlatul Ulama (NU) Salahuddin Wahid atau yang akrab dipanggil Gus Solah, di Jalan Bangka, Jakarta Selatan, Jumat (23/5/2014).
Kedatangan JK adalah untuk meminta dukungan agar Gus Solah mendukung pasangan calon presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi) - JK, pada pemilu presiden (pilpres) tahun ini.
Kepada wartawan di kediaman adik kandung mantan presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu, JK mengaku sudah lama kenal dengan putra pendiri NU almarhum KH. Wahid Hasyim itu. Kata dia Gus Solah adalah sahabatnya.
"Ini sahabat sejak lama, bukan tiba-tiba (datang). Dalam hal soal pemilu ini, Gus Solah kan konsisten, (pada pilpres) 2009 juga dukung saya," katanya.
Gus Solah sendiri pada pilpres 2009 lalu sempat mendampingi Wiranto yang saat itu masih tercatat sebagai kader Partai Golkar. Namun pada pemilu 2004 lalu yang menang adalah pasangan Susilo Bambang Yudoyono (SBY) dari Partai Demokrat dan JK dari Partai Golkar.
Sementara itu Gus Solah mengaku menyanggupi dukungan yang diminta JK, yang ia anggap sebagai kawan lama. Gus Solah menganggap JK tidak memiliki kekurangan, sehingga tidak ada alasan untuk tidak mendukung mantan Ketua Umum Partai Golkar itu.
"Apa kurangnya pak JK ?" Tanya Gus Solah kepada wartawan.
Ia juga menyinggung JK yang tercatat sebagai warga NU, oleh karena itu Gus Solah menganggap mantan Wakil Presiden RI itu adalah pemimpin ideal yang tahu mengenai seluk-beluk pesantren.
JK sebelum menyambangi Gu Solah sempat menyambangi mantan Ketua Pengurus Besan NU (PBNU), KH Hasyim Muzadi, di kediamannya, Beji, Depok, Jawa Barat.
Sedangkan saingan pasangan Jokowi - JK adalah pasangan Prabowo Subianto - Hatta Rajasa. Pasangan itu diketahui sudah mengantongi dukungan dari ketua PBNU, Said Aqil Siraj, dan menunjuk warga NU yang sempat menjadi ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD sebagai ketua tim pemenangan.