Indef: Pemeritah Harus Mereformasi Struktur Ekonomi Pertanian
Reformasi ini bukan sekedar wacana dan bukan hanya persepsi," tegas Enny Sri Hartati.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati menegaskan pemerintah ke depan harus merevolusi sektor pertanian. Tepatnya, reformasi struktur ekonomi pertanian.
"Reformasi ini bukan sekedar wacana dan bukan hanya persepsi," tegas Enny Sri Hartati dalam diskusi publik bertajuk "Revolusi Mental Pertanian" sebagai landasan kemandirian Ekonomi, di Jokowi Center, Jakarta, Minggu (25/5/2014).
Pasalnya, menurut dia, struktur ekonomi Indonesia rapuh, meski sudah mencapai lebih dari 5 persen lebih tinggi ketimbang negara lain.
Namun, sektor yang harusnya menjadi penyokong utama yang menjadikan ekonomi tumbuh tinggi untuk mengentaskan pengangguran dan kemiskinan itu, tidak ada.
"Pertanian bukan menyerap tenaga kerja tapi mendepak tenaga kerja. Industri yang kita kembangkan itu yang berbahan impor semua. Padahal kita mempunyai sumber daya untuk pertanian itu luar biasa," jelasnya.
Karena itu, dia jelaskan, perlu ada reformasi dan fokus pada sektor pertanian. Dijelaskan sekarang pertumbuhan ekonomi lebih didorong oleh sektor jasa dan perdagangan.
Tapi, kalau pemerintah mampu mereformasi sektor pertanian, pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan bisa jauh lebih baik lagi.
"Caranya adalah bagaimana mengubah mindset bahwa sektor bukan tradisional, tapi menjadi sektor yang menarik dan berpotensi tinggi. Ini harus diubah menjadi sektor yang modern dengan daya saing yang tinggi," ujarnya.