Media Sosial Membantu Klarifikasi Kampanye Hitam
Kita mempunyai tim untuk mengklarifikasi kampanye hitam dan negatif
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan wartawan Tribunnews.com, Randa Rinaldi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panglima Jokowi Advance Social Media Volunteers (JASMEV), Kartika Djoemadi menyatakan perlunya pemahaman masyarakat tentang perbedaan kampanye hitam dengan kampanye negatif.
Menurutnya kampanye hitam merupakan suatu cara penyampaian dukungan dengan menyebarkan isu-isu yang tidak berdasarkan fakta. Sebaliknya kampanye negatif merupakan sosialisasi dukungan berdasarkan fakta namun isu tersebut digunakan untuk menjatuhkan lawan politik.
"Kita mempunyai tim untuk mengklarifikasi kampanye hitam dan negatif,"ujarnya di Menteng, Jakarta Pusat.
Klarifikasi kampanye hitam dan negatif dilakukan dengan mengoptimalkan media sosial. Selain mengklarifikasi isu-isu yang menjatuhkan Jokowi, JASMEV juga mensosialisasikan program kerja Joko Widodo.
Kontens yang disampaikan JASMEV ke masyarakat yaitu revolusi mental sebagai suatu gerakan perubahan bangsa Indonesia. Program ini disampaikan melalui media sosial yaitu facebook, twitter, path dan media sosial lainnya.
Revolusi mental merupakan suatu visi misi yang selalu didengungkan oleh Joko Widodo. Ia menganggap dengan pembentukan karakter masyarakat akan memunculkan produktivitas suatu bangsa.