Pilih Capres-Cawapres Bukan Banyaknya Kelompok Islam yang Mendukung
Dalam memilih calon pemimpin yang dilihat bukan banyaknya kelompok Islam yang mendukung melainkan keluhuran ajaran Islam yang diamalkan
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Hasyim Muzadi mengatakan dalam memilih figur calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) jangan melihat banyaknya kelompok Islam yang mendukung.
"Dalam memilih calon pemimpin yang dilihat bukan banyaknya kelompok Islam yang mendukung melainkan keluhuran ajaran Islam yang diamalkan," ujar Hasyim di depan ratusan muslimat NU Rabu, (29/5/2014).
Hal tersebut dikatakan Hasyim menanggapi banyaknya Partai berbasis Islam mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Mantan calon wakil presiden pasangan Megawati ini mengatakan warga NU tidak memilih suatu Capres-Cawapres berdasarkan banyak atau tidaknya dukungan kelompok Islam.
"Tidak ada pengaruhnya, yang kita dukung adalah yang dapat mengamalkan Ahli Sunnah Waljama'ah," ujar Hasyim.
Hasyim mengatakan dari dua pasangan Capres-Cawapres, yaitu Joko Widodo-Jusuf Kalla (JK) dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, dirinya lebih mempercayai JK untuk dapat mengamalkan ajaran Ahli Sunah Waljamaah.
"Saya lebih sreg menitiskan Ahli Sunnah Waljama'ah ke JK, karena yang kita harapkan bukan banyak kelompok Islam melainkan keluhuran ajaran Ahli Sunnah Waljama'ah," ujar Hasyim.
Sebelumnya diketahui dari dua pasangan Capres-Cawapres, pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa lebih banyak didukung oleh partai yang berbasiskan masyarakat Islam yaitu Partai Persatuan Pembangunan, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Amanat Nasional, dan Partai Bulan Bintang.
Sementara pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla hanya didukung oleh satu partai berbasis Islam yaitu Partai Kebangkitan Bangsa.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.