Tentang Teguran Presiden, KSAD Jadikan Bahan Introspeksi
Tanggapan saya terkait hal ini yaitu introspeksi dan retrospeksi Angkatan Darat (AD)
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Budiman mengatakan teguran yang disampaikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait adanya Jenderal TNI aktif yang tidak netral akan dijadikan bahan introspeksi kedepannya.
"Tanggapan saya terkait hal ini yaitu introspeksi dan retrospeksi Angkatan Darat (AD)," ujar Budiman usai memberikan pembekalan kepada 390 perwira TNI AD di Mabes AD, Jakarta Pusat, Senin (2/6/2014).
Namun, Budiman menyatakan personel TNI AD selalu bersikap netral dalam pelaksanaan pemilu yang berlangsung pada tahun ini, yang diawali dengan pelaksanaan Pemilihan Legislatif (Pileg).
"Tapi sejauh ini kami laksanakan kegiatan netralitas TNI AD sesuai dengan yang saudara-saudara rasakan dan lihat selama ini," ucap Budiman.
Budiman memberi jaminan bahwa personel TNI AD akan tetap netral dalam mengawal jalannya Pemilu. Ia juga mengatakan sanksi telah diatur di dalam ketentuan mengenai netralitas TNI/Polri.
"Kami beri jaminan kedepan, kami punya kehormatan, punya tanggung jawab. Kami akan bersikap netral untuk keadilan dan kebenaran bagi rakyat Indonesia," tutur Budiman.
Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjukkan kemarahannya di hadapan 200 perwira tinggi TNI/Polri dalam pertemuan di Kementerian Pertahanan, Senin (2/6/2014). Presiden menyebut, ada jenderal aktif yang tidak netral menghadapi Pemilihan Presiden 2014. Presiden berkali-kali menggelengkan kepalanya.
"Dari informasi yang telah dikonfirmasikan, tentu bukan konfirmasi yang tidak ada nilainya, mengatakan, ada pihak-pihak yang menarik-narik sejumlah perwira tinggi untuk menarik yang didukungnya," ucap Presiden.
Informasi tersebut, ungkap Presiden, bukanlah fitnah belaka lantaran dirinya sudah meminta agar informasi itu benar-benar dicek kebenarannya. Dari informasi itu, Presiden juga menyindir adanya jenderal aktif yang tidak lagi loyal kepada Presiden sebagai panglima tertinggi angkatan bersenjata.